Siswa SMK Meninggal Usai Divaksin, Sempat Beri Tahu Petugas Riwayat Penyakit, tapi Kenapa Tetap Disuntik?

  • Share

Malam harinya, kondisi pasien memburuk. Orangtua Cahyono kemudian memanggil dokter. Begitu dokter sampai, pasien sudah meninggal.

“(Pasien) mengalami syok reaksi lambat,” ucap dia.

Kusnandi mengatakan, saat itu terjadi, seharusnya pasien dibawa ke rumah sakit atau puskesmas untuk diinfus.

Sebab pihak medis sudah mengetahui yang harus dilakukan ketika terjadi syok reaksi lambat pasca-imunisasi.

“Seandainya dibawa ke rumah sakit, pasti diinfus dan tertolong,” ucap dia.

Untuk itu, dia mengingatkan kepada masyarakat yang akan divaksin untuk jujur pada diri sendiri. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat saat divaksin.

Kemudian istirahat dan makan yang cukup sebelum divaksin.

Petugas imunisasi pun harus mewanti-wanti para peserta vaksinasi. Jika terjadi sesuatu pasca-imunisasi, segera hubungi nomor kontak yang diberikan saat vaksin atau pergi ke rumah sakit atau puskesmas.

“Petugas imunisasi juga harus lebih teliti. Karena banyak yang kelihatannya sehat (tapi ternyata tidak). Jadinya petugas tertipu,” tutur dia.

1 orang mengalami syok

Secara teoritis, sambung Kusnandi, dari 1 juta orang yang disuntik, satu orang akan mengalami syok hingga pingsan.

Karena itu setelah divaksin, peserta harus diobservasi, yakni pemantauan gejala klinis yang muncul pasca-vaksinasi selama 15-30 menit.

Lantas bagaimana jika ada yang mengalami gejala berat? Petugas sudah mempersiapkan berbagai langkahnya. Sehingga pasien bisa tertolong.

Artikel asli : kompas.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *