3. Sempat ikut ujian, tapi tidak naik kelas
Saat diusir pulang, seorang relawan bernama Mamat datang ke SDN itu dan memediasi agar Musdalifah tetap ikut ujian.
Dengan kondisi menangis, Musdalifah digiring masuk lagi ke dalam kelas menemui wali kelasnya.
Saat itu, Mamat meminta agar wali kelasnya mengizinkan Musdalifah tetap ikut ujian. Permintaan itu diterima, tapi dengan catatan Musdalifah tak naik.
“Wali kelasnya bilang begitu. Jadi saya tanyalah Musda (Musdalifah) maukah dek sekolah, tapi tidak naik kelas. Anak ini mau kok, asal dia sekolah,” kata Mamat.
Akhirnya, hari itu, Musdalifah diizinkan ikut ujian. Namun, setelah kelar ujian, pulang ke rumah dia sedih lagi.
4. Wali Kota sebut salah paham
Setelah ramai, Wali Kota Samarinda Andi Harun turut mengunjungi kediaman murid SD pada Senin (6/6/2022). Dia menyebut kasus tersebut hanya salah paham.
“Tidak seperti yang ramai di medsos,” kata Andi Harun.
Andi Harun mengatakan, niat guru itu mendisiplinkan murid karena lama tak muncul.
“Karena memang pihak sekolah juga pernah mencari tahu anak itu, tapi informasinya terputus,” sambung dia.
Sejak itu, sekolah tidak mengetahui keberadaannya.
Andi membantah murid tersebut diusir. Dia hanya diminta guru pulang membawa orangtua/wali menghadap.
“Tapi diterjemahkan diusir. Tapi, ngapain juga guru itu minta dia pulang, harusnya biarkan saja dia ikut ujian,” kata Asli.
5. Beasiswa, rehab rumah, dan ponsel baru
Dalam kunjungan tersebut, Andi Harun turut memberikan beasiswa untuk Musdalifah dan anak Siti.
“Pak Wali menjamin anak itu sampai SMA,” kata Asli.
Andi Harun juga bakal merehab rumah Siti karena dianggap tak layak.
Tak hanya Wali Kota, Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli juga membantu peralatan sekolah dan ponsel baru untuk Musdalifah saat berkunjung, Selasa (7/6/2022).
Sejumlah uang tunai dari donatur juga disumbangkan untuk Musdalifah dan keluarga Siti.
Artikel asli : kompas.com