Pantang menyerah dan tak pernah mengeluh meskipun usianya sudah senja.
Ya, kisah inspiratif ini datang daripedagang bakso asal Solo, Jawa Tengah.
Perjuangan kakekpedagang bakso ini memang sangat pantas untuk diacungi jempol.
Bagaimana tidak? Di usianya yang sudah terhitung 88 tahun, kakek yang akrab disapa Pak Min ini memilih mengisi waktunya untuk bekerja keras.
Sebagai bentuk tanggung jawab untuk diri sendiri dan keluarga, Pak Min tetap melanjutkan perjuangannya untuk mencari nafkah.
Meskipun pandemi covid-19 membuat dagangannya sepi, namun Pak Min tetap berusaha dan bekerja tanpa berkeluh kesah.
Kisah inspiratif yang disampaikan Pak Min ini akhirnya viral setelah potretnya diunggah oleh akun Instagram @thorick.idn pada Minggu (19/7/2020) lalu.
Dalam keterangan caption, pengunggah menyebut dagangan Pak Min akhir-akhir ini selalu sepi.
Sehingga Pak Min lebih banyak lengang dan duduk untuk menunggu calon pembelinya.
Seperti yang diinformasikan, Pak Min biasanya menjajakan baksonya menggunakan gerobak dorong di sekitar bundaran Gladag arah Balai Kota Solo.
“Ini lah Pak Min, sosok hebat tersebut. Meski usia tak lagi muda, tapi prinsip beliau: Pantang Meminta-minta,” tulis akun @thoric.idn.
“Nyambut gawe sing telaten, sabar, lan Halal. Insya Allah bakal ono rezeki ne (kerja yang giat, sabar dan halal, InsyaAllah akan ada rezeki),” imbuhnya.
Saat dihubungi Tribunnews.com, pengunggah bernama Thoric akhirnya mengkonfirmasi bahwa ia bertemu dengan pak min pada Kamis (16/7/2020).
Menurut kesaksiannya, bakso yang dijual Pak Min sangat enak dan memiliki harga yang terjangkau.
“Bakso Pak Min enak banget, semangkok harganya Rp 10 ribu, sudah komplit isiannya,” ungkapnya kepada Tribunnews.com dikutip Grid.ID pada Minggu (26/7/2020).
Thoric juga mengungkapkan bahwa Pak min selalu menjajakkan dagangannya di kawasan Solo Kota.
“Rutenya mulai dari Kampung Sewu Solo sampai area kawasan Gladag. Di situlah saya berjumpa beliau,” lanjut dia.
Seperti sebelumnya, kakek yang sudah berjualan bakso puluhan tahun itu akhir-akhir ini mengalami sepi pembeli.
Meskipun demikian, Thoric menyebutkan bahwa Pak Min memiliki semangat yang sangat tinggi meskipun sudah tua.
“Siapa yang enggak kasihan melihat laki-laki sepuh. Yang seharusnya beliau istirahat di rumah, tapi tetap berjualan di kerasnya Kota Solo,” katanya.
“Beliau pantang meminta-minta, tetap berjuang dengan berdagang.”
“Aku sempat tanya kenapa enggak pilih istirahat. Beliau jawab ‘jualan ini hiburanku, bisa ketemu banyak orang. Selama masih kuat, aku enggak mau minta-minta’,” terangnya mengulang perkataan Pak Min.