Cucu dari Ali bin Abi Thalib. Tentulah sejak kecil ia lebih istimewa di hadapan banyak orang dibandingkan anak-anak lainnya.
Keistimewaan itu anakku tidak lantas membuatnya sombong terlebih takabur.
Ia beribadah sebagaimana muslim lain ibadah. Ia hidup sederhana.
Allah memberinya karusia harta melimpah selain kedudukan sebagai keturunan Rasulullah yang mulia.
Tetapi tetap saja anakku. Selalu ada orang-orang yang tidak menyukainya.
Orang-orang yang senang sekali menilai orang lain dari sisi kekurangannya.
Ali tidak pernah terlihat menyumbang apapun dan kepada siapapun.
Dia kan kaya. Kenapa tidak berderma?
Pertanyaan yang hanya menjadi angin lalu sampai di hari Ali wafat, Allah menampakkan jawabannya.
Di punggung Ali, nampak kulit berwarna hitam seperti punggung yang biasa dipakai membawa beban berat.
Di sisi lain, sejak Ali wafat, tidak ada lagi sosok misterius yang selama ini selalu mengangkut karung-karung gandum ke rumah-rumah fakir miskin.
Allah menampakkan kenyataan Ali yang diam-diam selalu berderma.
Allah sengaja untuk memberikan pelajaran kepada hambaNya.
Kematian seseorang yang setelahnya diikuti beragam jejak kebaikan, jadikan itu sebagai pelajaran.
Termasuk wafatnya Eril anak Gubernur Ridwan Kamil.
Masyaallah Allahuakbar, kita bertakbir atas kepulangan seorang pemuda sholeh dengan segala kebaikannya. ***
Artikel asli : lombokinsider.com
