“Jadi di bagian mana pun kamu berada di dunia, jika kamu berada di utara menghadap ke selatan, jika kamu berada di timur menghadap ke barat, jika kamu berada di barat menghadap ke timur, jika kamu di selatan menghadap ke utara. Semua muslim di dunia menghadap pada satu arah yaitu Kabah dan Kabah adalah kiblat,” terang Dr Zakir Naik.
Kenapa kami berjalan mengelilingi Kabah? Pada dasarnya adalah karena Nabi Muhammad SAW melakukan itu.
Kamu bertanya, apa alasan logisnya? Ini tidak disebutkan dalam Alquran dan hadis.
“Jika aku adalah orang yang berakal mau berpikir, kenapa kami berjalan mengelilinginya? Alasan yang bisa aku pikirkan adalah setiap lingkaran hanya punya satu titik tengah,” lanjutnya
Kita berjalan mengelilingi Kabah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Karena lingkaran hanya punya satu titik tengah tidak akan ada dua titik tengah.
Jika kita berjalan mengelilingi Kabah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Dan pernyataan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika mencium Hajar Aswad yang ada di Ka’bah,
“Hajar aswad ini hanyalah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan dan keburukan. Aku menciumnya karena melihat Nabi menciumnya.”
Jadi tidak ada muslim yang menyembah Kabah. Bahkan di zaman Nabi, ada sahabat yang melantunkan azan di atas Kabah.
Tidak ada orang yang menyembah sesuatu lalu berani berdiri di atasnya. Jadi Kabah adalah kiblat, hanya arah. Bukan disembah.
Apa isi di Dalam Kabah, Lihat Video Berikut
Di Makkah, calon haji akan melihat langsung Kabah, yang merupakan Bait Suci atau tempat beribadah kepada Allah yang pertama kali didirikan di muka bumi.
Juga disebut dengan nama Baitullah (‘rumah Allah’).
Bentuk bangunan Kakbah mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi.
Dimensi struktur bangunan Kabah lebih kurang berukuran 13,10 meter tinggi dengan sisi 11,03 meter kali 12,62 meter.
Pintu
Pada awalnya bangunan Ka’bah terdiri atas dua pintu serta letak pintu Ka’bah terletak di atas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi.
Pada saat Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun dan belum diangkat menjadi rasul, dilakukan renovasi pada Ka’bah akibat bencana banjir.
Pada saat itu terjadi kekurangan biaya,[butuh rujukan] maka bangunan Kakbah dibuat hanya satu pintu.
Adapula bagiannya yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan Ka’bah, yang dinamakan Hijir Ismail, yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi Kakbah.
Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya, karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang dimuliakan oleh bangsa Arab saat itu.
Nabi Muhammad SAW pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Kakbah karena kaumnya baru saja masuk Islam, sebagaiman tertulis dalam sebuah hadits perkataannya: “Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan aku turunkan pintu Ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke dalam Ka’bah”, sebagaimana fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibangun kembali menurut perkataan Nabi Muhammad SAW, yaitu di atas fondasi Nabi Ibrahim.
Renovasi
Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam.
Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Kakbah berdasarkan bangunan pada masa Nabi Muhammad SAW dan bukan berdasarkan fondasi Nabi Ibrahim.
Ka’bah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan karena umur bangunan.
Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali ka’bah sesuai fondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad SAW namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah dia.
Sehingga bangunan Ka’bah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.
Isi Dalam Kabah
Selama ini kita sering melihat video Kabah dan Masjidil Haram.
Bagi yang pernah berhaji atau berumrah, bahkan telah melihat Kabah secara langsung.
Namun, bagaimana dalamnya Kabah tidak banyak yang tahu dan tidak sembarang orang bisa memasukinya.
Arab Saudi memiliki agenda rutin -konon setahun dua kali- untuk membersihkan dan merapikan bagian dalam Kabah.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz langsung memimpin acara tersebut didampingi oleh Imam Masjidil Haram, Syaikh Abdurrahman As Sudais.
Lihat video ini:
Artikel asli : tribunnews.com