“Karena wafatnya Eril itu luar biasa banyak mengunggah jutaan doa, perhatian banyak orang, dan setiap orang yang meninggal bisa menghadirkan suasana-suasana seperti wafatnya Eril,” katanya.
Sebelumnya, pada 31 Mei lalu, kakak kandung dari Ridwan Kamil, Erwin Muniruzaman menerangkan setelah hampir sepekan pencarian Eril yang tak kunjung berbuah hasil, pihak keluarga di Bandung sudah berkonsultasi dengan ulama guna mengetahui apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam.
“Dari pihak keluarga sudah berkonsultasi dengan beberapa ulama seperti Ketua MUI KH Rachmat Syafei dan Ustaz Adi Hidayat untuk kami dapat mengetahui apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam terhadap apapun yang menjadi takdirnya Eril,” ujar Erwin kala itu.
Sementara itu di Swiss, proses pencarian Eril masih terus berlangsung. Mengutip siaran pers dari Kedutaan Besar RI (KBRI) di Bern, pada pencarian Jumat (3/6), turun hujan di sana. Walhasil proses pencarian pada hari tersebut tak bisa menggunakan drone.
Pencarian kemudian hanya dilakukan dengan menggunakan metode patroli darat dan perahu.
“Polisi juga menerjunkan anjing pelacak sepanjang 2 KM di area Wohlensee. Hingga Jumat sore, pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan,” demikian keterangan KBRI Bern seperti dikutip pada situs resminya.
RK dan istrinya meninggalkan Swiss pada Kamis (2/6) petang waktu setempat setelah melaksanakan Salat Gaib untuk Eril di tepi sungai Aare, dan meninggalkan marka pengingat lokasi terakhir putra sulungnya itu terlihat.
Sebelumnya, KBRI Bern mendapat kabar hilangnya Eril di Sungai Aare pada Kamis (26/5) pukul 11.24 waktu setempat. Ia diduga terseret arus saat mencoba menyusuri sungai Aare secara berenang.
“Sejak diterimanya laporan orang hilang, Kepolisian Swiss berkomitmen untuk terus berupaya keras dalam menemukan Saudara Eril,” demikian keterangan KBRI.
Artikel asli : cnnindonesia.com