Fahmi bilang lebih baik yang meragukan penyaluran donasi UAH datang ke MUI, Kedutaan Besar Palestina untuk bertanya. Tak perlu mencuit untuk menggiring opini.
“Sangat tidak baik, cermin sebuah masyarakat kurang sehat hanya berdasarkan cuitan satu orang lalu kemudian menggiring opini dan mengaduk emosi. Saya kira ini harus ditertibkan,” tuturnya.
Merasa difitnah, UAH kabarnya berencana melaporkan pihak yang memfitnahnya ke polisi terkait aksi penggalangan dana untuk rakyat Palestina. UAH sebelumnya mampu menggalang dana masyarakat sebesar Rp30,88 miliar.
UAH pun menyalurkan sebagian donasi itu yakni sebesar Rp14,3 melalui MUI. Lalu, sebesar Rp14,35 miliar diserahkan ke Dubes Palestina di Indonesia Zuhair Al-Shun. Sisanya, Rp5 miliar disalurkan sebagai bantuan untuk mendukung sarana pendidikan di Palestina.
Namun, penggalangan dana UAH mendapat tanggapan dari pegiat media sosial, Eko Kuntadhi. Melalui cuitan di akun Twitternya, @eko_kuntadhi menulis narasi miring bahwa donasi ke Palestina yang digalang UAH hanya diberikan sebagian.
Eko dalam cuitannya itu menulis sumbangan yang digalang dan diterima UAH sebenarnya dua kali lipat. “Alhamdulillah. Terkumpul Rp60 m, diserahkan Rp14 m,” kata Eko yang menyertai tangkapan layar dua berita tentang UAH.
Artikel asli : wartaekonomi.co.id