KERAJAAN MAJAPAHIT memiliki hubungan yang erat dengan Raja Malaka. Bahkan hubungan itu kian erat saat Raja Malaka menikahi putri Raja Majapahit.
Dikisahkan pada buku “Gajah Mada Sistem Politik dan Pemerintahan” karya Enung Nurhayati. Pernikahan itu tak lain karena peran Gajah Mada, Mahapatih besar Majapahit. Oleh Kerajaan Malaka, Gajah Mada digambarkan sebagai seorang menteri yang besar.
Ketika raja hendak mengirim utusan ke Majapahit untuk meminang putri Raja Majapahit, bendahara Malaka diperintah raja untuk mengantarkan surat dan hadiah.
Hadiah itu diantarkan khusus untuk Raja Majapahit dan Gajah Mada. Kisah ini pun diukir dalam Hikayat Hang Tuah, mengenai kebesaran Gajah Mada yang termasyhur sampai Semenanjung Malaka.
Bahkan, karena terlalu besarnya pengaruh Gajah Mada, bendahara Malaka memberi perintah utusan Raja Malaka agar berhati-hati melaksanakan misinya ke Majapahit. Utusan mereka dari Malaka pun menceritakan bagaimana pasukan – pasukan Majapahit yang terkenal mahir di bawah bimbingan Gajah Mada. Pasukan – pasukan ini diberi latihan di waktu pagi dan petang, serta diberi makanan dan pakaian.
Singkat cerita rombongan Kerajaan Malaka akhirnya berangkat ke Majapahit. Total ada tujuh kapal menuju Majapahit. Kedatangan utusan Malaka ini disambut dengan siaga oleh Gajah Mada.
Gajah Mada pun mengerahkan dua kapal lengkap dengan pasukan dan persenjataannya. Setelah dikomunikasikan sebelumnya, akhirnya dua kapal ini menyambut kapal – kapal asing dari Malaka dan melaporkannya ke Raja Majapahit.