Ia mengatakan kedatangan WNA ke Indonesia seharusnya menguntungkan bagi Indonesia karena mereka juga melakukan aktivitas ekonomi seperti membeli ayam, pakaian, dan makan.
Namun ia menegaskan jika kedatangan mereja harus melalui jalur resmi termasuk melengkapi dokumen sebagai syarat untuk melintasi batas negara.
Pelarangan pencak silat di Timor Leste

Sementara itu dikutip dari pemberitaan Kompas.com tahun 2013, Pemerintah Timor Leste melarang seni bela diri pencak silat diajarkan di negaranya.
Larangan tersebut dilakukan setelah terjadinya rangkaian tindak kekerasan yang melibatkan anggota perguruan tersebut.
Kala itu setidaknya ada 12 warga Timor Leste terbunuh dan 200 lainnya cedera dalam persaingan antarpara anggota perguruan pencak silat dalam dua tahun terakhir.
Hal ini diungkapkan oleh kepala polisi Timor Leste yang saat itu dijabat oleh Armando Monteiro.
“Semua anggota perguruan silat yang menentang keputusan pemerintah akan berurusan dengan hukum,” kata Monteiro kala itu.
“Kami tidak lagi bertoleransi terhadap kegiatan bela diri di negara ini.”
Pencak silat memiliki sejarah panjang di Timor Leste sejak masih menjadi wilayah Indonesia pada 1975.
Saat itu banyak anggota perguruan silat yang pada masa lalu mendukung gerakan kemerdekaan Tinor Leste.
Namun, para anggota perguruan ini kemudian saling bersaing dan saling bunuh sejak meningkatnya suhu politik di negera tersebut pada 2006.
Pencak silat kemudian dilarang di Timor Leste. Namun bela diri lainnya seperti karate, kungfu, taekwondo, dan judo masih oleh diajarkan.
Pada tahun 2013, pemimpin Timor Leste, Xanana Gusmao juga telah melontarkan masalah persaingan dua perguruan pencak silat yang sudah sampai tahap mengkhawatirkan.
Kala itu ia telah meminta mereka tetap beraktivitas dengan damai sesuai filosofi ajaran bela diri tersebut.
“Tidak ada ampun lagi dan saya sudah kehilangan kesabaran,” kata Xanana. “Saya tidak akan mengizinkannya lagi.”
Ia juga meminta anggota militer dan polisi yang berlatih bela diri ini untuk keluar atau dipecat.
Polisi mengatakan, beberapa perguruan memang menyatakan telah membubarkan diri, tetapi para anggotanya secara diam-diam masih melakukan praktik latihan pada malam hari.
Artikel asli : kompas.com