Ayah Kandung Ziarahi Makam Rangga yang Mati Syahid, Lihat Kejanggalan di Batu Nisan ‘Pahlawan Kecil’

  • Share

Seakan tak bisa mahan rindu, ayah kandung Rangga anak yang mati syahid, datang menziarahi makam anaknya.

Namun sesampainya di sana, Fadli Fajar justru melihat kejanggalan di batu nisan makam Rangga.

Seperti yang diketahui, kisah Rangga beberapa hari ini viral hingga mendapat sorotan banyak orang termasuk tokoh publik.

Rangga dianggap mati syahid karena kehilangan nyawanya ketika mencoba melindungi sang ibu dari seorang pemerkosa.

postingan ayah Rangga saat pelaku pembunuh putranya tewas jadi sorotan
postingan ayah Rangga saat pelaku pembunuh putranya tewas jadi sorotan (Kolase via TribunnewsBogor.com)

Samsul Bahri, pria yang merudapaksa sang ibu lantas membunuh Rangga dan membuang jasadnya ke sungai.

Saat itu Samsul Bahri memperkosa ibu Rangga, D, di rumah mereka, Kecematan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Rangga yang bangun dari tidurnya lalu berupaya membela sang ibu.

Nahas Samsul Bahri dengan sadis menyabetkan parang ke tubuh Rangga hingga tewas.

Samsul Bahri berulang kali memperkosa ibu Rangga, D.

Samsul Bahri lalu membuang jasad Rangga.

Satu hari kemudian, jasad Rangga baru ditemukan di Sungai Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Samsul Bahri kemudian ditangkap Polisi dengan luka tembak di kaki karena ulahnya sendiri yang mencoba kabur.

7 hari mendekam di sel Mapolres Langsa, Samsul Bahri tewas.

Polisi menyebut Samsul Bahri sempat mengeluh sesak napas.

Selain itu ia juga disebutkan tak makan sejak beberapa hari sebelumnya.

Rangga merupakan buah perkawinan D dengan Fadli Fajar.

Rangga dan Samsul Bahri dimakamkan di TPU di KEcamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.

Sang ayah, Fadli Fajar rupanya sempat datang ke makam Rangga.

Lewat akun media sosialnya, Fadli Fajar memposting foto makam Rangga.

Ayah kandung, Fadly Fajar menemukan kesalahan di nisan Rangga, bocah 9 tahun yang tewas saat lawan pemerkosa ibunya
Ayah kandung, Fadly Fajar menemukan kesalahan di nisan Rangga, bocah 9 tahun yang tewas saat lawan pemerkosa ibunya (Facebook Fadly Fajar)

Tampak di foto, makam Rangga sudah ditata rapih.

Namun Fadli Fajar menemukan sebuah kesalahan di makam Rangga.

Fadli Fajar mengatakan ada kesalahan penulisan tanggal lahir Rangga di nisan.

Menurut Fadli, tanggal lahir Rangga adalah 19 September 2011.

Namun di nisan tertulis 19 Februari 2011.

“Tanggal lahir anak saya salah ni,

Perlu di revisi bahwa Anak Saya Lahir di Medan: Tanggal 19 September 2011,” tulis Fadli Fajar.

Sementara itu fakta baru juga terkuak dari ibu Rangga, korban pemerkosaan Samsul Bahri.

Dilansir dari Serambi (grup TribunJakarta) DN (28) ibu muda korban rudapaksa itu rupanya baru setahun lebih berumahtangga dengan sang suami AY (24).

Meski demikian, AY setia mendampingi sang istri selama dirawat di RSCM Langsa milik PTPN I Langsa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, DN ternyata tengah mengandung anak keduanya dari pernikahan AY.

Usia kandungannya sekitar 3-4 bulan.

DN saat ini masih dalam perawatan intensif di RSCM Langsa karena luka di tangannya.

AY sendiri merupakan warga di Kecamatan Birem Bayeun, dan DN adalah warga Pinang Baris Kota Medan, mereka bertemu saat sama-sama bekerja berapan tahun silam di Kaban Jahe, Sumatera Utara.

Korban DN ditemani suaminya, AY, serta keluarga lainnya di RSCM Langsa, Senin (19/10/2020)
Korban DN ditemani suaminya, AY, serta keluarga lainnya di RSCM Langsa, Senin (19/10/2020) (SERAMBINEWS.COM/ZUBIR)

Hal itu disampaikan AY, saat bincang-bincang singkat dengan Serambinews.com di RSCM Langsa, Senin (19/0/2020) sore.

“Istri saya Selasa besok sudah dibolehkan pulang oleh dokter, karena kondisi DN susah membaik, infus juga telah dibuka,” aku AY.

Suami koban menambahkan, setelah keluar dari RSCM Langsa ini, ia dan korban DN akan tinggal sementara di rumah abang AY, di Kecamatan Birem Bayeun tersebut.

Diakui AY, menyangkut ada ditawarkannya rumah singgah oleh pihak DP3A dan KB Aceh Timur, sebagai tempat tinggal sementara ke depannya, mereka akan mempertimbangkannya.

“Rumah singgah yang ditawarkan oleh DP3A dan KB Aceh Timur, apakah istri saya mau atau tidak, saya serahkan keputusannya sama dia, saya ikuti kemauan dia saja (korban),” ucap AY.

Dilansir dari SerambiNews (grup TribunJakarta), DN sebelumnya kembali dilarikan ke rumah sakit setelah ia mendapatkan perawatan karena luka bekas bacokan parang pelaku belum sembuh total pada Jumat (16/10).

Kapolres Langsa AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kapolsek Birem Bayeun, Iptu Eko Hadianto menuturkan, kondisi terkini DN yang masih dirawat di RS Cut Meutia Langsa.

Iptu Eko menilai, sesuai keterangan dokter yang merawat DN, kondisi korban sudah mulai membaik luka di tangannya juga mulai mengering dan demamnya juga sudah berkurang.

Mungkin menurut dokter, lanjut Kapolsek, korban DN besok (Senin-red) atau berapa hari ke depan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit tersebut.

Sementara itu, Abang ipar korban DN, Marzuki (45) menuturkan korban RN yang didampingi suaminya ketika menjalani perawatan di RS.

“DN sudah dibawa lagi ke RS Cut Meutia Langsa didampingi suaminya (AY) dan pihak PPA, karena luka di tangannya DN kambuh lagi, ditakutkan tetanus makanya harus dirawat di RS,” papar Marzuki.

Saat ditemui Sabtu sore itu, Marzuki bersama keluarga dan warga lainnya, sedang sibuk mempersiapkan doa dan sekaligus kenduri malam ke-7.

Artikel asli : tribunnews.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *