Inilah Rumah Tertua Dalam Sejarah Peradaban Manusia, Berusia 2 Juta Tahun, Bukti Ada Manusia Purba?

  • Share

Para Arkeolog berhasil menemukan sebuah rumah di Gua Wonderwerk di Gurun Kalahari yang terletak di Afrika Selatan.

Rumah bekas tempat tinggal masyarakat itu diyakini sudah dibangun dua juta tahun lalu.

Saat ini, itu dianggap sebagai rumah tertua dalam sejarah peradaban manusia.

Berkat bukti baru itu, mengkonfirmasi teori bahwa manusia purba sudah menempati situs tersebut 2 juta tahun yang lalu.

Melansir dari The Vocket, Senin (3/5/2021), dalam artikel ilmiah yang ditulis di Quanternary Science Review, tim dari Universitas Toronto, Kanda, dan Universitas Ibrani di Yerusalem berhasil menentukan usia rumah tersebut.

Para peneliti menguji bahan yang ditemukan di dalam gua.

Sang penulis, Profesor Ron Shaar mengatakan, pekerjaan menentukan usia sebuah rumah tinggal di gua ini merupakan pekerjaan arkeologi yang paling menantang.

Untuk mengetahui umur rumah hunian Afrika Selatan ini, Shaar dan timnya menganalisis lapisan sedimen setebal 2,5 meter yang berisi perkakas batu, sisa-sisa hewan, dan jejak api unggun menggunakan dua metode: paleomagnetisme dan penguburan.

Shaar dan timnya telah mengumpulkan ribuan sampel sedimen dari dinding gua untuk mengukur sinyal magnetis.

“Analisis laboratorium kami menunjukkan beberapa sampel dimagnetisasi ke selatan, bukan ke utara, yang merupakan arah medan magnet saat ini,” kata Shaar.

Kapak tangan dari Gua Wonderwerk, terlihat di depan pintu masuk gua.
Kapak tangan dari Gua Wonderwerk, terlihat di depan pintu masuk gua. (Foto milik Michael Chazan via News.artnet.com)

“Kami sekarang dapat mengatakan dengan yakin bahwa nenek moyang manusia kami membuat perkakas batu Oldowan sederhana di dalam Gua Wonderwerk 1,8 juta tahun yang lalu,” sambungnya.

Sementara itu, Profesor Ari Matmon telah menggunakan metode lain untuk mengetahui kapan manusia pertama kali masuk dan tinggal di gua ini.

Analisis yang dirilis timnya menunjukkan beberapa sedimen berusia sekitar dua juta tahun.

Kesimpulan ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Profesor Michael Chazan dan timnya pada tahun 2008 dengan menggunakan metode penanggalan kosmogenik.

Di mana mereka juga memastikan bahwa manusia telah hidup di Wonderwerk selama dua juta tahun terakhir.

Ini merupakan langkah penting dalam memahami tempo evolusi manusia di seluruh benua Afrika.

“Skala waktu telah divalidasi dan kami dapat mempelajari hubungan antara manusia dan perubahan iklim, serta mempelajari kehidupan nenek moyang kuno kami, ”kata Chazan dan anggota timnya lainnya.

Di dalam gua tersebut, ilmuwan juga menemukan perkakas tangan kuno yang terbuat dari batu seperti kapak.

Mereka juga menemukan bukti manusia yang hidup di dalam gua menggunakan api sekitar satu juta tahun yang lalu.

Sebagai catatan, situs bersejarah di dalam Gua Wonderwerk ditemukan oleh beberapa petani pada tahun 1940-an.

Sejak itu penggalian telah dilakukan untuk “mengungkap misteri keberadaan manusia di sebuah gua yang berusia dua juta tahun.

Ron Shaar mengambil sampel untuk paleomagnestisim di Gua Wonderwerk.
Ron Shaar mengambil sampel untuk paleomagnestisim di Gua Wonderwerk. (Foto milik Michael Chazan via News.artnet.com)

Melansir dari news.artnet.com, Wonderwerk adalah situs kunci untuk Zaman Batu Awal.

Gua tersebut berisi jejak sedimen basal, yang dihasilkan oleh gletser yang menyusut dan bergesekan dengan batuan dasar, yang pasti telah dilacak oleh manusia purba.

Dengan menggunakan magnetostratigrafi, cabang stratigrafi yang mendeteksi variasi sifat magnet batuan, para peneliti menentukan tahun 178 sampel dari gua.

Mengukur sinyal magnetis partikel tanah liat purba ini mengungkapkan arah medan magnet bumi saat debu pertama kali memasuki gua.

“Karena waktu yang tepat dari ‘pembalikan’ magnetik ini diakui secara global, ini memberi kami petunjuk ke zaman kuno dari seluruh rangkaian lapisan di dalam gua,” jelas Shaar.

Penemuan ini memperkirakan beberapa sedimen berumur 2 juta tahun.

Itu cocok dengan hasil yang dicapai anggota tim studi Michael Chazan dengan menggunakan penanggalan kosmogenik pada tahun 2008.

Meskipun manusia menempati gua itu terus menerus selama 2 juta tahun terakhir, gua itu tidak ditemukan oleh manusia modern sampai para petani menemukannya pada tahun 1940-an.

Penggalian telah berlangsung sejak saat itu.

Artikel asli : tribunnews.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *