Kandidat Yang Menguat di Bursa Calon Presiden 2024 Hasil Survey Tiga Lembaga Terkemuka di Indonesia

  • Share

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan jadwal Pemilihan Umum (Pemilu) serentak akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Tetapi saat ini, Bursa Calon Presiden 2024 sudah mulai ramai dibicarakan.

Belakangan sejumlah lembaga survey politik dan sosial di Indonesia seperti berlomba merilis hasil survey masing-masing. Salah satu yang paling menarik adalah tentang Bursa Calon Presiden 2024 berdasarkan pilihan responden.

Dari hasil survey selama periode Maret-April 2022, tiga lembaga survey terkemuka di Indonesia mendapati tiga kandidat Bursa Calon Presiden 2024. Mereka adalah Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan), dan Anies Baswedan (Gubernur DKI).

Charta Politika Indonesia dan Indikator Politik Indonesia, menemukan Ganjar Pranowo sebagai kandidat yang terkuat dengan suara responden masing-masing 29,2% dan 26,7%. Sementara Populi Center merilis Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan) dan Ganjar Pranowo sama-sama menjadi kandidat terkuat dengan perolehan suara 24%.

Ketiga lembaga survey juga mendapati beberapa nama seperti; Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudoyono, Puan Maharani dan Erik Tohir. Tetapi perolehan suaranya masih di bawah 5%, hanya Sandiaga Uno yang dalam survey Populi Center mendapat suara 6,3%.

Selain itu terdapat responden yang menyatakan tidak tahu atau belum menentukan pilihan berkisar 7,0-15,3%. Menurut Direktur Eksekutif Populi Center, Rafif Imawan menyatakan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto menjadi paling populer meskipun di atasnya ada Presiden Joko Widodo yang unggul dalam pertanyaan terbuka.

Jadi kalau dilaksanakan pemilu hari ini Joko Widodo bakal menjadi pemenang. Tetapi karena mayoritas masyarakat menolak perpanjangan masa jabatan dan Pak Jokowi juga tidak berkenan, menurut Rafif kontestasi terfavorit menyisakan tiga nama.

“Dari sisi peta politik yang terkuat dari pertanyaan terbuka dan simulasi tertutup adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Untuk pertanyaan terbuka Pak Jokowi nomor satu, tetapi karena beliau tidak berkontestasi, maka tiga sosok tersebut Prabowo, Ganjar Pranoqo, dan Anis Baswedan,” kata Rafif Imawan.

Melansir berita KompasTV menyatakan survey ini rata-rata margin of errornya 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya kepercayaan terhadap lembaga survey atau reputasi sumber informasinya cukup mumpuni untuk panduan atau rekomendasi kedepan.

Selanjutnya dalam telewicara KompasTV, Direktur Eksekutif Populi Center, Afrimadona mengatakan perjalanan menuju September 2023 cukup panjang. Banyak hal yang mungkin terjadi, meskipun perubahan itu kemungkinannya hanya jika ada peristiwa politik besar.

“Peristiwa politik besar itu misalnya PDIP tidak mengambil keputusan pilihan pada Ganjar. Hingga saat ini counter utama Pak Ganjar masih dari PDIP, sehingga itu bisa mengubah peta politik,” kata Afrimadona dalam telewicara dengan Bayu KompasTV.

Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menyatakan, polanya relatif sama dengan temuan Populi Center dan Indikator Politik Indonesia.

“Tiga besarnya secara peta politik hampir sulit digeser, kecuali ada tsunami politik seperti skandal, kasus hukum, atau yang menarik dari sisi presidential treshold ketika ada nama yang elektabilitasnya tinggi tidak mendapatkan tiket, itu bisa mengubah konstelasi politik,” kata Yunarto.

“Kita tahu dari tiga nama itu hanya Pak Prabowo yang Ketua Umum Partai, itupun Gerindra masih butuh dukungan satu partai untuk memenuhi syarat. Trend satu tahun terakhir sudah mengerucut ke tiga nama tersebut. Selanjutnya siapa yang bisa naik, stagnan, atau justru turun elektabilitasnya hingga 2024 nanti,” terang Yunarto Wijaya.

Secara kwantitatif, Ganjar Pranowo memiliki peluanng lebih besar untuk meningkatkan elektabilitas karena tingkat pengenalannya paling rendah. Dari survey Charta Politika Indonesia, tingkat pengenalan Prabowo di atas 95 persen dan Anies Baswedan 85 persen, sementara Ganjar di angka 70-an persen.

Teorinya, kandidat yang belum banyak dikenal memiliki peluang lebih tinggi untuk meningkatkan elektabilitas dibanding yang sudah banyak dikenal masyarakat. Selain itu ada juga beberapa nama di papan kedua, seperti Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudoyono, Puan Maharani, dan Erik Tohir.

Nama-nama di papan kedua itu nampaknya sangat sulit untuk bersaing ke Bursa Calon Presiden 2024. tetapi menurut Yunarto, mereka memiliki potensi yang sangat kuat untuk dilirik sebagai kandidat calon wakil presiden.

Langkah Presiden Joko Widodo saat bersama Prabowo ke Sumenep Jawa Timur, kemudian bersama Ganjar mengunjungi kawasan industri di Batang Jawa Tengah, dan bersama Anies Baswedan meninjau Sirkuit Formula E di Ancol, itu semua bisa menjadi pesan politik bagi masyarakat Indonesia.***

Artikel asli : lombokinsider.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *