Kisah Kepsek Junaidi Selamat dari Penembakan KKB, Sembunyi 2 Jam di Semak-semak, Dikira Diculik

Kepala SMP Negeri 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Junedi Arung Sulele lolos dari penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Dia selamat setelah bersembunyi di semak-semak selama dua jam.

Namun sayang, dalam aksi KKB ini, rekannya yang bernama Yonatan Rendan (28) meninggal dunia ditembak oleh KKB.

Berawal urus jenazah

Ilustrasi jenazah
Kompas.com Ilustrasi jenazah

KKB awalnya menyerang salah satu guru SD Oktovianus Rayo (40). Dia tewas ditembak oleh KKB ketika menjaga kios di rumah.

Namun jenazah belum bisa dievakuasi sehingga Junedi berencana mengambil terpal.

“Kami mau ambil terpal untuk bungkus jenazah Oktovianus, karena setelah ditangani pihak medis Puskesmas Beoga, jenazah tidak di formalin dan belum bisa dievakuasi,” kata Junedi kepada wartawan di halaman kamar jenazah RSUD Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Saat itu dia bersama rekannya bernama Yonatan Renden (28).

Ilustrasi penembakan.
Shutterstock Ilustrasi penembakan.

Lari ke semak-semak

Tiba-tiba Junedi dan Yonatan ditembaki oleh KKB.

Junedi sempat menghindar dan berlari ke sebuah rumah.

“Setelah kami pulang, ternyata di depan rumah kami dapat tembakan. Ini (Yonatan) kasian kena. Puji Tuhan saya masih bisa lolos. Saya lari ke sebelah kanan, dan korban ini ke sebelah kiri,” ujar Junedi.

Namun karena tidak nyaman, Junedi keluar dan bersembunyi di semak-semak.

Sementara Yonatan terkena tembakan di bagian badannya. Meski sempat lari, Yonatan akhirnya terjatuh.

Dikira diculik

Setelah dua jam bersembunyi di semak-semak, Junedi akhirnya keluar dari persembunyian.

Dia berani keluar saat mendengar suara petugas keamanan.

“Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada. Makanya anggota diatas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri,” tutur Junedi.

Petugas lalu membawanya ke Koramil Beoga.

“Karena saya dengar suara pakai bahasa umum (bahasa Indonesia), saya buang suara, dan keluar dari semak-semak, dan kemudian ke Koramil,” kata Junedi.

Ilustrasi Jenazah
BBC Indonesia Ilustrasi Jenazah

Sosok Yonatan

Junedi mengatakan, rekannya Yonatan yang menjadi korban sudah bekerja selama dia tahun di SMP Negeri 1 Beoga sebagai guru kontrak.

Yonatan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang berada di Toraja, Sulawesi Selatan.

Jenazah nantinya akan diterbangkan ke Toraja.

“Informasi dari keluarga mau dibawa ke Toraja untuk dimakamkan,” ujar Junedi.

Artikel asli : kompas.com

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *