Marina Lulusan UGM Jadi Pemulung, Ini Alasannya

  • Share

Marina lulusan UGM jadi pemulung sedang hangat diperbincangkan. Marina Tri Muliawati, seorang lulusan hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) lebih menyukai pekerjaan sebagai pemulung sampah dibanding kerja kantoran.

Alasan Memilih Jadi Pemulung Sampah

Diketahui dari video pendek akun TikTok @pemulungorganik miliknya, ia mengatakan bahwa alasan Marina untuk menjadi seorang pemulung karena kebanyakan orang memilih untuk bekerja dikantor dan tidak ada yang mau ngurusin persampahan yang busuk.

Tak Tertarik Bekerja Dibidang Hukum

Diketahui bahwa Marina merupakan alumni Hukum UGM yang lulus pada tahun 2020 kemarin. Dirinya mengaku tak tertarik untuk bekerja di bidang yang sejalan dengan studi yang telah diambil.

Ia mengatakan bahwa lulusan Hukum di UGM sudah banyak sekali, dia memberikan mereka berkesempatan untuk bekerja di bidang hukum, tapi tidak untuk dirinya.

Bisnis Maggot

Marina memilih menjadi pemulung sampah organik untuk kemudian dikembangkan menjadi bisnis maggot black soldier fly (bsf). Maggot bsf adalah larva dari jenis lalat besar hitam yang penampakannya seperti tawon.

Ide Sejak Kecil

Marina mempunyai ide mengolah sampah ini rupanya sejak kecil. Rumahnya tidak jauh dari pasar, berjarak berkisar 100 meter.

Ketika hujan, banyak dari sampah-sampah itu yang kemudian tidak terolah dengan baik sehingga membawa menimbulkan bau tak sedap hingga ke rumahnya. Sehingga bau tersebut mengganggu di lingkungannya.
Sejak kecil ia memikirkan bagaimana caranya bau tak sedak ini hilang, setidaknya bisa mengurangi bau sampah tersebut.

Selain didasari keresahannya pada pengelolaan sampah, pertemuannya dengan bisnis maggot juga didukung dengan usahanya dalam mencari kesibukan.

Bisnis Bersama Sang Suami

Pada awalnya, Marina seorang diri menjalankan bisnis ini. Kini, ia bersama suami, Bagas Ahimsa, bekerja sama melakukan usaha tersebut. Harga maggot terbilang cukup mahal. Di area Jawa Tengah, harga jual maggot adalah kisaran Rp 8.000 ribu hingga RP 10.000 ribu, bergantung ukuran.

Semakin kecil, maka harga jual juga semakin mahal. Di samping itu, maggot kering per kilogram mencapai harga jual hingga Rp 100 ribu.

Bisnis yang Menjanjikan

Sebenarnya, orang-orang terdekatnya mempertanyakan tentang bisnis maggotnya, dan menyarankan untuk beternak hewan lain. Namun, pada akhirnya keluarga mendukung setelah keduanya menjelaskan potensi bisnis maggot.

Menurut keduanya, bisnis ini memiliki peluang ekspor yang masih sangat besar. Modal yang sangat minim dan tingkat kerugian yang nyaris tidak ada, turut menjadi sebagian faktor keduanya menekuni usaha tersebut.
Bisnis maggot ini, menurut Marina juga mendukung usaha ternak karena menghemat pengeluaran untuk pakan hingga 60 persen.

Bisnis Maggot Viral

Bisnis maggot ini rupanya sedang viral dan akan berkembang pesat. Dalam media sosial TikTok, banyak yang mengunggah kegiatan mengelola maggot. Seperti pada akun TikTok @PeduliLingkungan, @Hazzim Arroyan, @Almagot, dan masih banyak lagi.

Banyak Dukungan dari Netizen

Unggahan Marina di TikTok memberikan dampak yang positif. Banyak juga yang mendukung bisnis maggot yang ia jalani.

“Semangat kak, gak semua sarjana harus kerja di kantor. Lebih enak kita usaha sendiri,”komentar netizen.

“Gapapa kak, setiap orang punya cerita masing-masing. Yang penting kita seneng ngejalaninnya. Semangat terus ya kak,” komentar lainnya.

“Salut, jangan pernah menyerah buat mencapai mimpi ya kak,”komentar netizen lainnya.

Artikel asli : viva.co.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *