“Jadi dengan mendaftar visa Indonesia, aku secara langsung mengakui kekuasaan Pemerintah Indonesia atas wilayah Indonesia,” ujarnya.
Demikian juga saat berkunjung ke Palestina menggunakan visa Israel. Hal itu berarti mengakui bahwa Israel mempunyai kekuasaan atas wilayah Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
“Dengan berwisata ke Israel, kamu mengakui keberadaan Israel di wilayah Palestina. Padahal ini bukan tempat mereka, bukan hak mereka,” tandasnya.
“Itulah alasan kenapa orang Arab tidak boleh pergi ke Palestina,”
“Karena Alhamdulillah, sebagian besar dari bangsa Arab masih mempertahankan soal Palestina, membenci penjajah yang jahat dan membunuh anak-anak,” jelas Fouly.

“Walau pun baru-baru ini ada beberapa negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel,” tambah dia.
Fouly mengatakan, setiap orang muslim yang datang berziarah ke Masjid Al-Aqsa akan memberikan keuntungan yang besar sekali terhadap Israel.
Sebab melalui kunjungan itu, Israel bisa menunjukkan kepada seluruh dunia betapa bagus dan bersahabatnya mereka.
“Israel bisa menunjukkan ke seluruh dunia dan mengatakan ‘lihat kita suka damai, kita tidak benci siapapun, buktinya kita membolehkan orang muslim berziarah ke Masjid Al-Aqsa’.”
“Padahal mereka tidak suka damai, mereka benci kita,” tukasnya.
“Jangan bantu pemerintah Israel mempromosikan Israel,”
“Kalau kamu benar-benar ingin mendukung dan membantu saudara kita di Palestina, pilih cara yang tepat dan bermanfaat bagi mereka,” ujarnya.
Fouly bersyukur ada Indonesia yang telah membangun rumah sakit dan mengirimkan dokter-dokternya ke Gaza.
Indonesia juga memberikan beasiswa kepada pemuda-pemuda Palestina untuk melanjutkan pendidikan ke universitas ternama.
Masyarakat Indonesia juga sangat menyayangi dan mendukung bangsa Palestina.
“Tinggal satu hal yang ingin aku sampaikan, ada cara yang jauh lebih efektif membantu saudara kita di Palestina,”
“Yaitu mengingatkan generasi muda tentang Palestina, tentang kejahatan Israel di Palestina,”
“Meyakinkan mereka (generasi muda) bahwa Israel itu penjajah dan suatu hari akan punah, dan Palestina akan dibebaskan,” demikian Fouly.(*)
Artikel asli : tribunnews.com