Pakai Surat PCR Palsu, Sekitar sembilan penumpang pesawat yang datang di Lapangan terbang Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, dipastikan positif Covid-19.
Hal tersebut dijumpai saat team Unit Pekerjaan (Satuan tugas) Pengatasan Covid-19 Kalimantan barat lakukan test pengecekan secara random ke beberapa penumpang pada Selasa (22/6/2021).
Sembilan penumpang itu dijumpai pergi dari Lapangan terbang Internasional Juanda Surabaya, Jawa Timur, ke Lapangan terbang Internasional Supadio Pontianak memakai maskapal Lion Air dan Citilink.
“Untuk penumpang Lion Air ada 2 orang yang positif, sedang penumpang Citilink ada 7 orang positif dari 10 contoh penumpang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan barat Harisson ke reporter, Jumat (25/6/2021)
2 penumpang membawa surat PCR palsu
Harisson menjelaskan, dari 9 penumpang pesawat yang dipastikan positif itu, dua salah satunya memakai surat hasil test swab polymerase chain reaction (PCR) palsu.
Dalam surat itu tercatat nama Klinik Kantor Gubernur Kalimantan barat yang mengeluarkannya. Tetapi, sesudah dilaksanakan pengujian, rupanya tidak ada data dari yang berkaitan.
“Di pesawat Lion Air pada Selasa, 22 Juni 2021, ada dua penumpang positif Covid-19, mereka bawa surat info swab PCR klinik kantor gubernur, sesudah kami check rupanya palsu,” kata Harisson ke reporter, Jumat (25/6/2021).
Berkaitan dengan penemuan itu, faksinya akan lakukan koordinir dengan faksi keamanan agar dilacak secara habis.
Sedang ke-9 penumpang yang positif itu sekarang ini telah jalani karantina di Upelkes Kalimantan barat.
Surat PCR palsu didapatkan dari calo
Dua penumpang yang bawa surat PCR palsu itu dijumpai berinisial RN dan SH.
Mereka akui memperoleh surat itu dari calo di Surabaya pada harga Rp 800.000.
“Saya bertanya orang travel, (ucapnya) ada pelaku yang tawarkan PCR tanpa test, saya bertanya, ditanggung tidak keamanannya, yang berkaitan pastikan aman, karena awalnya telah ada pula orang yang bisa surat PCR tanpa test,” kata RN ke reporter.
RN dan SH yang disebut masyarakat Kota Pontianak itu awalnya tiba ke Jawa timur untuk mengantar anaknya masuk ponpes.