PAMIT Tugas KRI Nanggala, Serda Setyo Didatangi Almarhum Ayah Lewat Mimpi: Dirangkul Sambil Nangis

  • Share

Peristiwa karamnya KRI Nanggala 402 masih menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga Serda Setyo Wawan.

Serda Setyo Wawan merupakan salah seorang prajurit yang gugur dalam peristiwa karamnya KRI Nanggala 402.

Baru-baru ini Bupati Blora Arief Rohman berikut wakilnya Tri Yuli Setyowati menemui orangtua Serda Setyo Wawan.

Bersamaan dengan hal tersebut, Dandim 0721/Blora Letkol Inf Ali Mahmudi dan Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama berikut pimpinan DPRD juga turut bertandang menemui orangtua prajurit gugur di Kelurahan Balun, Cepu, Blora, Selasa (27/4/2021).

Dalam pertemuan tersebut, ibunda Serda Setyo Wawan, Wiji (60), masih terlihat begitu kentara raut kesedihan di wajahnya.

Dalam kesempatan itu, juga diserahkan bantuan sosial dan tali asih kepada Wiji.

“Kedatangannya hari ini bersama wakil bupati, Dandim, Kapolres dan rombongan yang lain adalah dalam rangka takziah sekaligus memberikan semangat kepada keluarga Serda Setyo Wawan,” kata Arief.

Arief mengaatakan, seluruh masyarakat Blora termasuk keluarga besar TNI Polri merasa kehilangan.

Kapal selam KRI Nanggala 402yang hilang di perairan Bali
Kapal selam KRI Nanggala 402yang hilang di perairan Bali (Twitter Jurnal Maritim)

“Kita doakan semoga almarhum husnulkhatimah dan menjadi pahlawan mati syahid serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ucap Bupati Blora.

Meski bukan putra asli kelahiran Blora, namun ia berjanji akan mengupayakan pendidikan untuk kedua anaknya.

Pihaknya akan koordinasi dengan Pemkab Bojonegoro terkait bantuan pendidikan bagi anak-anak Serda Setyo Wawan.

Sementara itu, Dandim 0721/Blora, Letkol Inf Ali Mahmudi, mengatakan, siap membantu sepenuhnya proses pemakaman almarhum Serda Setyo Wawan yang gugur bersama Nanggala 402.

Bahkan Dandim siap jika almarhum akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP).

“Jika nanti jenazah almarhum ditemukan, tapi harapan kita semoga bisa ditemukan.

Kami dari TNI siap membantu proses pemakamannya. Kita siap kalau itu nanti di TMP,” Ali Mahmudi.

Sementara itu Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama mengatakan Serda Setyo Wawan gugur sebagai kusuma bangsa. Ia berharap keluarga tabah dan ikhlas melepas kepergian almarhum.

“Beliau prajurit terbaik. Gugur terhormat sebagai kusuma bangsa. Dan itu bagian dari perjuangan prajurit,” kata Kapolres Blora.

Sementara itu, ibunda Serda Setyo Wawan, Wiji, mengaku tak punya firasat sama sekali.

Hanya saja sebelum berangkat anaknya tersebut pamit dan bercerita kalau didatangi almarhum bapaknya.

“Sabtu (17/4/2021) sebelum berangkat tugas pulang pamit saya pamitnya cuma berangkat gitu, waktu dia mau berangkat itu menyampaikan kalau dia tadi malam mimpi ketemu bapaknya yang telah meninggal, dia dirangkul sambil nangis, terus bapak menghilang,” ujarnya seperti dikutip dari Tribun Jateng Mimpi Serda Setyo Bertemu Sosok Sudah Meninggal Sebelum Tugas KRI Nanggala: Dirangkul Sambil Nangis.

Hingga saat ini pihak keluarga masih menunggu kabar terbaru dari lokasi pencarian hilanggnya KRI Nanggala 402.

Sebelum Tenggelam, KRI Nanggala Pernah Alami Black Out Tapi Bisa Diatasi

Investigasi terhadap KRI Nanggala masih terus dilakukan.

Saat ini segala kemungkinan yang bisa menyebabkan salah satu kapal selam pertama RI itu tenggelam masih ditelusuri.

Salah satu kemungkinan muncul yakni kapal mengalami black out atau mati daya listrik.

Kondisi black out ini ternyata sangat berbahaya bagi semua awak kapal.

Dansekoal Laksamana Muda Iwan Isnurwanto yang pernah mengawaki KRI Nanggala-402 mengaku pernah mengalami situasi tersebut.

Iwan menceritakan saat itu ia tengah beristirahat sekitar pukul 00.00. Tiba-tiba kapal gelap, tersisa hanya lampu emergency saja.

“Apa yang terjadi, [bagian] belakang [kapal selam] langsung turun.

Ini 45 derajat [kemiringannya], tidak sampai 10 detik [turun] sampai 90 meter.

Sehingga bisa membayangkan bagaimana posisi black out saat itu padahal periscope deep,” ujar Iwan saat konferensi pers di Mabes TNI AL, Jakarta, Selasa (27/4).

Baca juga: Presiden China Sampaikan Belasungkawa kepada Presiden Jokowi atas Musibah KRI Nanggala-402

Yang dilakukan komandan kapal dan komandan kamar mesin saat itu adalah meminta semua awak untuk berpindah ke bagian depan kapal.

Dengan kondisi gelap gulita tanpa listrik, di kedalaman laut, dan malam hari, Iwan dan awak lainnya merangkak hingga ke depan bagian kapal.

Dengan cepat pula, kepala kamar mesin menemukan masalah yang membuat kapal selam mendadak black out. Ternyata masalahnya karena satu sikring yang mati.

“Apa masalahnya ada satu vius [sikring] yang putus. Padahal kita tidak tahu itu di mana tapi karena kecanggihan KKM saat itu langsung bisa diperbaiki,” ujar dia seperti dikutip dari Tribunnews.com Sebelum Tenggelam Nanggala Pernah Alami Black Out Namun Bisa Diatasi. Ini Ceritanya.

Iwan juga menyebut KRI Nanggala adalah kapal selam yang sangat aman.

Iwan yang sejak 1990 sampai tahun 2007 mengawaki kapal selam itu mengatakan Nanggala yang bertipe 206/1300 adalah tipe kapal selam yang sangat aman karena memiliki tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan.

KRI Nanggala 402, kata Iwan, memiliki enam tangki pemberat pokok di antaranya dua di bagian depan, dua di bagian tengah, dan dua di bahian belakang.

Selain itu, kapal tersebut juga memiliki tangki tahan tekan yang dapat digunakan untuk menghembus kapal sehingga bisa cepat naik ke permukaan.

Jika kapal akan tenggelam, dua jenis tangki tersebut dapat digunakan untuk mengapungkan kapal ke permukaan.

“Perlu rekan-rekan ketahui bahwa (tipe) 209/1300 ini merupakan kapal yang sangat safe untuk digunakan Angkatan Laut di mana pun di seluruh dunia,” kata Iwan.

Iwan menjelaskan kapal tersebut juga dilengkapi dengan signal ejector atau pelontar sinyal yang dapat digunakan apabila kru kapal selam mengalami kedaruratan.

Alat tersebut, kata Iwan, biasa disebut pintu torpedo atau petor nomor 9.

“Mengapa kok kita tidak sampai menembakkan? Karena tadi, mungkin pergerakan yang sangat cepat sehingga tidak punya kesempatan untuk menembakkan.

Dapat dibayangkan, tidak sampai 10 detik sudah masuk ke dalam seratus meter.

Bagaimana bisa memikirkan hal yang sedemikian. Pegangan susah, apalagi hal demikian,” kata Iwan.

Artikel asli : tribunnews.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *