“Jawabnya apa jika ditanyakan demikian?” bertanya Aiman kembali ke Firli.
Selanjutnya Firli menjelaskan jika dia yang memperoleh pertanyaan itu, karena itu dia akan menerangkan jika Pancasila itu satu garis tegak lempeng dengan agama.
“Ini, Pancasila itu ialah saripati yang diambil dan dikeduk dari budaya Bangsa Indonesia. Dan kita yakini jika sila pertama itu Ketuhanan Yang Maha Esa, maknanya semua Bangsa Indonesia mengaku ada Ketuhanan Yang Maha Esa,” papar Firli.
“Ketuhanan Yang Maha Esa ada pada agama, agama apa saja ia, tentu percaya dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,” paparnya.
Firli menambah, maknanya jika yang ada pada Pancasila sebagai satu garis tegak lempeng dengan agama.
“Maknanya apa, yang ada pada Pancasila sebagai segaris tegak lempeng dengan agama,” tutur ia.
Aiman selanjutnya menyahut respon Firli dengan sangkaan jika asesor TWK cuman minta karyawan KPK pilih salah satunya di antara agama dan Pancasila.
“Walau asesor minta untuk pilih satu antara ke-2 nya,” papar Aiman.
“Saya tidak paham bolehkah pilih atau mungkin tidak,” sebut Firli.
Selanjutnya Aiman melemparkan pertanyaan kembali, bila Firli yang disuruh untuk pilih agama atau Pancasila, apa yang bakal diputuskannya.
“Kebenaran saya tidak ditanyakan,” kata Firli sambil ketawa.
Dijumpai, penyelenggaraan TWK karyawan KPK dipandang memiliki masalah dari bermacam segi. Satu diantaranya berkenaan ada keinginan untuk pilih agama atau Pancasila.
Disamping itu, ada pertanyaan yang disodorkan asesor dalam TWK yang dipandang menyentuh ranah private, kebebasan berpikiran, dan beragama.
Pertanyaan itu berkaitan dengan apa jalankan sholat menggunakan Doa Qunut atau mungkin tidak, bagaimana respon mengenai sex bebas, golongan LGBT, dan lain-lain.
Sampai sekarang ini, masalah mengenai TWK masih terjadi. Banyak faksi minta supaya Presiden ambil sikap tegas untuk selalu mengusung 51 karyawan yang dipastikan tidak lolos TWK untuk selalu jadi ASN dan bekerja di KPK.