Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan

  • Share

Nasi Padang. Ajakan memboikot produk Minang dan pengharaman membeli Nasi Padang muncul di media sosial. Ajakan itu muncul setelah masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) mengharamkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas datang ke tanah Minang, imbas dari menyamakan suara adzan dengan gonggongan anjir.

KURUSETRA — Salam Sedulur… Polemik pengharaman wayang belum, kini muncul ajakan memboikot produk Minang, dan mengharamkan pembelian Nasi Padang. Cicitan di Twitter itu pun menuai pro dan kontra.

Ajakan untuk memboikot Nasi Padang datang dari akun @K3nshin_KR yang mengajak followernya memboikot produk Minang. Ajakan ini muncul setelah masyarakat di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) melarang Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menginjakkan kaki di tanah Minang. Pengharaman Menag ke tanah Minangkabau imbas dari ucapan Menag yang menyamakan suara Adzan dengan gonggongan Anjing.

“Woii Nusantara…Boikot produk Minang. Haramkan pembelian nasi Padang,” cicit akun @K3nshin_KR, Kamis (3/3/2022).

Scroll untuk membaca
Status dari akun @K3nshin_KR mengajak memboikot produk Minang dan mengharamkan membeli Nasi Padang. Foto: Tangkapan Layar.
Status dari akun @K3nshin_KR mengajak memboikot produk Minang dan mengharamkan membeli Nasi Padang. Foto: Tangkapan Layar.

Cicitan akun yang memasang foto tokoh kartun Samurai X, Kenshin Himura itu pun viral dan mendapatkan banyak hujatan. Namun, tak lama setelah itu status tersebut hilang.

Sebelum ajakan memboikot produk Minang dan pengharaman membeli Nasi Padang muncul, jagat Twitter dihebohkan dengan diskusi makan Nasi Padang pakai sendok atau pakai tangan. Perdebatan tersebut makin ramai setelah sejumlah publik figure ikut dalam diskusi tersebut.

Nasi Padang sedang dalam perdebatan. Enaknya makan pakai tangan atau pakai sendok. Namun, sadarkah Anda jika porsi Nasi Padang akan lebih banyak ketika dibungkus untuk dibawa pulang. Ternyata hal itu punya sejarah sendiri.

PORSI NASI PADANG LEBIH BANYAK DIBUNGKUS
Di luar ajakan mengharamkan membeli Nasi Padang, kita mungkin pernah mendengar atau mengalami mengapa porsi Nasi Padang bisa dua kali lipat lebih banyak jika dibungkus. Ternyata banyaknya porsi nasi padang ketika dibungkus untuk dibawa pulang sudah dilakukan semua warung atau restoran Padang sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu rumah makan Nasi Padang disebut Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).

Lezatnya Nasi Padang membuat warga Belanda dan Eropa selalu memenuhi rumah makan Nasi Padang. Mereka biasanya makan di tempat, apalagi saat itu harga Nasi Padang relatif murah.

Sayangnya, banyaknya orang Belanda dan Eropa yang makan di tempat, orang pribumi enggan makan sembari berbaur dengan para penjajah. Apalagi, orang-orang Belanda juga jijik jika makan bersama satu meja dengan pribumi.

Artikel asli : republika.co.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *