Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan

  • Share
Scroll untuk membaca
Status dari akun @K3nshin_KR mengajak memboikot produk Minang dan mengharamkan membeli Nasi Padang. Foto: Tangkapan Layar.
Status dari akun @K3nshin_KR mengajak memboikot produk Minang dan mengharamkan membeli Nasi Padang. Foto: Tangkapan Layar.

Cicitan akun yang memasang foto tokoh kartun Samurai X, Kenshin Himura itu pun viral dan mendapatkan banyak hujatan. Namun, tak lama setelah itu status tersebut hilang.

Sebelum ajakan memboikot produk Minang dan pengharaman membeli Nasi Padang muncul, jagat Twitter dihebohkan dengan diskusi makan Nasi Padang pakai sendok atau pakai tangan. Perdebatan tersebut makin ramai setelah sejumlah publik figure ikut dalam diskusi tersebut.

Nasi Padang sedang dalam perdebatan. Enaknya makan pakai tangan atau pakai sendok. Namun, sadarkah Anda jika porsi Nasi Padang akan lebih banyak ketika dibungkus untuk dibawa pulang. Ternyata hal itu punya sejarah sendiri.

PORSI NASI PADANG LEBIH BANYAK DIBUNGKUS
Di luar ajakan mengharamkan membeli Nasi Padang, kita mungkin pernah mendengar atau mengalami mengapa porsi Nasi Padang bisa dua kali lipat lebih banyak jika dibungkus. Ternyata banyaknya porsi nasi padang ketika dibungkus untuk dibawa pulang sudah dilakukan semua warung atau restoran Padang sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu rumah makan Nasi Padang disebut Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).

Lezatnya Nasi Padang membuat warga Belanda dan Eropa selalu memenuhi rumah makan Nasi Padang. Mereka biasanya makan di tempat, apalagi saat itu harga Nasi Padang relatif murah.

Sayangnya, banyaknya orang Belanda dan Eropa yang makan di tempat, orang pribumi enggan makan sembari berbaur dengan para penjajah. Apalagi, orang-orang Belanda juga jijik jika makan bersama satu meja dengan pribumi.

Artikel asli : republika.co.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *