Ustaz Abdul Somad Gandeng Tangan Istri saat Pose Bareng Cak Nun, Netizen: Jangan Dilepas

  • Share

Keinginan dai kondang Ustaz Abdul Somad (UAs)bertemu dengan budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun akirnya tercapai. Doktor Ilmu hadits jebolan Sudan itu bertemu Cak Nun di Jombang, Jawa Timur.

Momen perjumpaan itu diunggah UAS di akun Instagram miliknya, Sabtu (22/5/2021). UAS bersama sang istri, foto bareng dengan Cak Nun yang juga didampingi istrinya, Novia Kolopaking.

Momen tersebut pun tak disia-siakan UAS untuk pose bareng Cak Nun. Dalam pose tersebut, tangn UAS terlihat menggandeng erat tangan istrinya, Fatimah Az Zahra.

Unggahan foto UAS bersama Cak Nun sambil menggandeng erat tangan sang istri memicu reaksi dari netizen. Mereka langsung membanjiri kolom komentar. Sebagian besar memuji sikap UAS yang seolah tak mau melepas tangan istrinya.

“MasyaAllah, jangan dilepas ustadz..” tulis @aidalailawati.

“Saya mah fokus sama pegangan tangan ,,,kaya ya tenang bgt di gandeng orang sholeh,” tulis @mondoll7

“Masya Allah Ustadz, jomblo meronta2,” tulis akun @ibnu_basyarudin.

Selain mengomentari tangan UAS yang menggandeng erat tangan sang istri, warganet pun memuji pertemuan UAS dengan Cak Nun sebagai jalinan silaturahmi yang baik.

“Masya Allah tabarakallah sehat selalu mbah nun dan gurunda ust.abdul somad,” tulis @farkhanfawwaz.

Dalam unggahannya, UAS menceritakan, rasa penasaran terhadap Cak Nun muncul ketika dosen Tasauf di IAIN Sultan Syarif Kasim menyitir ucapan Cak Nun pada 1996.

“Tasauf itu tidak meninggalkan dunia, tetap terkenal tapi sederhana, seperti Emha Ainun Najib”, kata UAS, menirukan ucapan dosennya.

Sejak itu dia pun dilanda penasaran. UAS mulai mencari-cari berita tentang Cak Nun. Pada 1998 saat dirinya ke Mesir, kawannya memiliki buku-buku karya Cak Nun. Salah satu yang dibacanya Slilit Sang Kyai.

“Sampai hari ini, aku tetap menontonnya di Youtube,” kata UAS.

Dia menceritakan, sejumlah kawannya mencoba untuk mempertemukan dengan Cak Nun di Yogyakarta. Namun tak terwujud. Begitu pula rencana bertemu di Pondok Pesantren Gontor, juga tak terwujud.

Hingga pada suatu malam dalam kendaraan, kawannya menyebut kemungkinan akan bertemu Cak Nun di Yogya. Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Dirinya yang mengantuk pun tertidur.

Tiba-tiba dia diberitahu telah berada di tempat Cak Nun. Bukan di Yogya, melainkan di Jombang.

“Seperti walimah nikah. Ternyata wisuda SMK. Bertemu dengan bibit bibit hijau penuh semangat. Ternyata, pertemuan di sini yang tertulis di Lauhul-Mahfuzh. Banyak hikmah. Duduk dan makan di rumah Ibunda tempat beliau dibesarkan hingga 1966,” kata UAS.

“Ziarah kepada yang hidup dan yang sudah mendahului. Panjang cerita beliau, sepanjang jalan kenangan. Tentang pagar-pagar yang membiarkan diri dilompati seenaknya. Tentang sosok yang disangkakan jauh dari rasa takut, tapi pada hakikatnya amat sangat ketakutan. Perpisahan tak mampu menghentikan kami, karena doa tetap menyertai,” kata penceramah asal Pekanbaru, Riau ini.

Artikel asli : inews.id

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *