Larangan Salat Tarawih Berjamaah itu Justru Ajakan ‘Kembali ke Sunah Nabi’

  • Share

“Nah, itu kan Kang tahu kalau salat tarawih cuma sunah. Lah kok malah dipaksain wajib? Kudu jamaah di masjid lagi, padahal kondisi lagi begini,” tanya Gus Mut.

“Ya takutnya jadi bid’ah, Gus,” kata Kang Bakar.

“Bid’ah apanya?” tanya Gus Mut.

“Ya bid’ah karena salat tarawihnya sendiri-sendiri,” kata Kang Bakar.

Gus Mut tersenyum.

“Kang, justru salat tarawih di masjid dengan berjamaah itu yang bid’ah,” kata Gus Mut.

Kang Bakar tampak terkejut luar biasa. “Ah, yang bener, Gus. Jangan bercanda dong. Ini perkara agama jangan buat main-main lho,” kata Kang Bakar mengingatkan.

Baca juga:  Jarang Salat di Masjid tapi Protes Masjid Anti-Bidah Makin Banyak

“Yeee, dibilangin nggak percaya. Dulu itu zaman Nabi salat tarawih itu sendiri-sendiri. Dulu karena Kanjeng Nabi salat tarawih awal-awal di masjid, sahabat pada ngikutin. Sampai tahu-tahu Kanjeng Nabi nggak salat tarawih,” kata Gus Mut.

“Emang kenapa, Gus? Nabi lagi sakit?” tanya Kang Akbar.

“Bukan, Nabi takut akan muncul umat kayak sampeyan yang terkesan punya kepenginan mewajibkan tarawih,” kata Gus Mut.

Kang Akbar mbesengut, “Ya saya nggak mewajibkan, Gus, maksudnya tadi.”

“Lalu sampai Nabi wafat, salat tarawih itu tetap dilaksanakan tiap bulan Ramadan. Tapi sahabat melaksanakannya sendiri-sendiri. Kayak salat sunah rawatib sebelum atau sesudah salat wajib. Kan nggak ada yang salat rawatib jamaah?” kata Gus Mut.

“Lah terus salat tarawih berjamaah itu ajarannya siapa, Gus?” tanya Kang Akbar.

“Nah itu. Lalu, suatu ketika Umar bin Khattab, sahabat nabi yang paling punya sifat kreatif dalam ibadah, mendatangi masjid, Umar merasa heran melihat pemandangan sahabat-sahabat pada tarawih sendiri-sendiri. Akhirnya dengan bulat Umar bin Khattab menetapkan kalau salat tarawihnya mending dibikin jamaah sekalian. Begitu terus sampai zaman sekarang,” kata Gus Mut.

“Lah, ternyata gitu riwayatnya? Saya pikir itu dari Nabi langsung,” Kang Akbar begitu terkejut sampai hampir kehilangan kata-kata.

“Bahkan Umar bin Khattab pada waktu itu ya dibilangin tukang bid’ah sama beberapa orang. Jadi kalau aku dikatain ahli bid’ah ya harusnya nggak perlu marah. Lah, Umar bin Khattab yang jelas-jelas sahabat dan pembela Nabi aja dikatain bid’ah. Udah gitu, Umar bilang sesuatu yang monumental ketika dibilang bid’ah itu,” kata Gus Mut.

“Bilang apa, emang Gus?” tanya Kang Bakar.

“Sebaik-baiknya bid’ah adalah yang seperti ini,” kata Gus Mut menirukan kalimat Umar bin Khattab.

Kang Bakar terdiam. Lalu jadi cengengesan.

“Makanya itu, Kang, kalau dari tadi sampeyan bilang kalau apa-apa harus kembali ke sunah Nabi, nah ya paling bener itu justru salat tarawih nggak berjamaah kayak sekarang. Soalnya salat tarawih sendiri-sendiri itu justru sebenar-benarnya ‘kembali ke sunah nabi’,” kata Gus Mut cekikikan.

Sumber : mojok.co

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *