3. Melaksanakan Ziarah
Amalan-amalan menyambut Ramadhan berikutnya yakni ziarah ke makam orang tua, kerabat, dan saudara yang telah mendahului kita. Hal ini untuk mendoakan agar diampuni dosa-dosanya, diterangkan, dan diluaskan alam kuburnya serta diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
Ziarah kubur merupakan amalan yang sangat baik, di samping kita akan mendoakan kepada ahli kubur khususnya orang tua kita. Juga ziarah kubur akan mengingatkan kita pada kematian. Bahwa kematian itu adalah sebuah kepastian sehingga kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput kita.
Ziarah kubur waktunya boleh setiap saat, namun pada saat menjelang bulan puasa memiliki makna yang sangat istimewa, di samping nilai silaturahminya. Juga karena bulan Sya’ban memiliki nilai keutamaan dibandingkan bulan lainnya.
“Mengingat masih terjadi wabah virus corona, sebaiknya agenda ziarah kubur ditiadakan dan diganti dengan berdoa dari rumahnya masing-masing,” ucap Wamenag yang menjabat Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
4. Silaturahmi dan Saling Memaafkan
Amalan menyambut Ramadhan berikutnya yakni Silaturahmi dan saling memaafkan di antara saudara, kerabat, dan teman-teman. Hal ini penting dilakukan agar kita memasuki bulan puasa dengan bersih jiwanya, penuh ketenangan, keihlasan dan kekhusuan semata ingin mengharapkan ridlo dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 178 yang artinya: “Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hemdaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu nikmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS Al-Baqarah ayat 178).
“Untuk kegiatan silaturahmi dan saling meminta maaf bisa dilakukan melalui media sosial dan media daring mengingat masih ada kebijakan untuk physical distancing dan PSBB,” tutup Wamenag.