Doa merupakan media komunikasi antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Melalui doa seluruh keluh kesah dan harapan manusia diutarakan.
Doa sekaligus menunjukan ketundukkan dan kepatuhan seorang hamba terhadap Sang Maha Kuasa. Allah SWT berfirman,
“… berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan …” (QS. al-Ghafir : 60).
Pada hakikatnya berdoa bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Akan tetapi, alangkah baiknya doa dilakukan pada waktu-waktu yang disunnahkan untuk berdoa.
Salah satunya adalah berdoa setelah mengerjakan shalat lima waktu dan shalat sunnah karena doa termasuk bagian dari ibadah, maka ada beberapa hal yang disunnahkan pada saat berdoa.
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Ghunyatul Thalibin menjelaskan:
“Dianjurkan pada saat berdoa membentangkan kedua tangan, mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian baru setelah itu mengutarakan permintaan dan permohonan. Jangan menghadap langit pada saat berdoa. Ketika selesai berdoa usaplah kedua tangan ke wajah. Dalam sebuah riwayat disebutkan Rasulullah berkata, ‘Mintalah kepada Allah dengan batin telapak tangan.’”
Dari penjelasan Syekh Abdul Qadir di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat berdoa:
Pertama, membentangkan kedua telepak tangan pada saat berdoa, seperti orang yang sedang memohon dan meminta.
Kedua, awali doa dengan pujian terhadap Allah SWT dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Pujian itu sebagai ungkapan bahwa manusia sesungguhnya lemah dan tidak memiliki daya dan kuasa di hadapan Allah SWT.
Ketiga, setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad baru utarakan permintaan dan permohonan kepada Allah SWT, sembari menunduk dan jangan menghadap ke langit.
Keempat, selesai berdoa usaplah wajah dengan dua telapak tangan.
Pada saat membentangkan kedua telapak tangan, hendaklah batin telapak tangan menghadap ke atas, seperti halnya orang meminta.
Dalam hadits disebutkan, “Mintalah dengan batin telapak tangan” (HR Abu Dawud)
Maksudnya adalah berdoa dengan batin telapak tangan ke atas sebagai simbol yang berharap dan memohon.
Tapi kalau menolak simbolnya adalah punggung telapak tangan yang menghadap ke atas.
Al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengatakan, kalau doa yang berisi harapan dan permohonan, batin telapak tangan menghadap ke atas.
Tapi kalau isi doa mengandung penolakan terhadap bencana dan sesuatu yang buruk lainnya, dianjurkan membalik telapak tangan: punggung tangan menghadap ke atas.
Wallahu a’lam.
Sumber: nu.or.id