5 Hal yang Dapat Merusak Pahala Puasa, Diantaranya Bohong, Gibah, hingga Adu Domba

  • Share

Puasa Ramadhan dilakukan dengan cara menahan diri dari makan, minum, atau perkara yang membatalkan misalnya hubungan suami-istri pada siang hari. Meskipun demikian, umat Islam yang menjalankan puasa tidak “hanya” melakukan itu saja. Seorang muslim mesti waspada terhadap hal-hal yang merusak pahala puasa.

Puasa memang bermakna menahan diri dari hal-hal yang membatalkan sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenam matahari (waktu magrib). Namun, perlu diperhatikan sabda Nabi Muhammad, “Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus” (H.R. Ath-Thabrani)

Oleh karenanya, seorang muslim yang berpuasa mesti berhati-hati agar upayanya menahan diri sejak subuh hingga magrib tidak sia-sia. Secara umum, ia mesti mengendalikan hawa nafsu, lebih baik diam demi menghindari perkataan dan perbuatan yang percuma.

Diriwayatkan dari Anas, Nabi Muhammad bersabda, “Ada lima perbuatan yang menghapus pahala puasa, yaitu berbohong, menggunjing, mengadu domba, bersumpah palsu, dan memandang dengan syahwat”.

Pertama, berdusta atau berbohong, menyampaikan informasi yang tidak berdasarkan fakta sesungguhnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah menekankan, “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (tetapi justru) mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan (saat puasa)” (H.R. Bukhari 1903).

Berdasarkan pendapat Ustaz Abdul Wahab, Lc. yang mengisi kajian “Lima Perbuatan yang Dapat Menghilangkan Pahala Puasa” di kanal Youtube K.H. Abdullah Gymnastiar (AA Gym), hikmah tersendiri pandemi virus Corona (COVID-19) yang melanda Indonesia adalah umat Islam terjaga dari berbohong karena intensitas pertemuan dengan orang lain yanng sedikit. Namun, perlu juga diperhatikan ketika membagi berita-berita yang mengandung hoax.

Kedua, gibah atau menggunjing, atau perbuatan yang membicarakan keburukan orang lain. Nabi Muhammad menegaskan, gibah ini adalah “kau ceritakan hal tentang saudaramu, yang jika ia mendengar, maka ia tidak rela”.

Terkait hal ini ada sabda Rasulullah bahwa, “Bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak misik.” (H.R. Bukhari 1894). Riwayat tersebut dapat dimaknai lebih jauh, agar seseorang yang berpuasa hendakya mengontrol diri, atau lebih banyak diam.

Gibah yang berlebihan atau mengada-ada akan menjadi fitnah. Bahkan, tingkat kerusakannya akan lebih buruk, karena di dalamnya terdapat tuduhan-tuduhan palsu atau sangkaan yang salah. Seperti halnya gibah, fitnah juga merusak pahala puasa.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *