Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Gerakan Pemuda (GP) Ansor kembali dihelat di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kegiatan dengan mengambil tema Ansor Maju Satu Barisan, Bela Agama, Bangsa dan Negeri tersebut diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Wedung dengan mengikuti standar protokol kesehatan cegah Covid-19 diikuti sebanyak 116 peserta.
Pelatihan yang bertempat di MTs NU Raudlatul Mualimin Kecamatan Wedung tersebut berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu, 12-13 Maret 2021, tampak berbeda dari pelatihan-pelatihan sebelumnya yang minimal berlangsung tiga hari. Karena masih dalam suasana pandemi, para peserta tidak diperbolehkan menginap.
Yoni Ariyanto, Ketua PAC Wedung mengatakan Ansor bukanlah organisasi ecek-ecek. Karenanya kader Ansor harus bangga. “Jangan sampai memasuki organisasi semata-mata karena uang dan jabatan, tapi harus lilla hita’ala,” kata Yoni.
Kader juga jangan merasa khawatir dengan beraktivitas sebagai pemuda Ansor, karena menjadi bagian dari NU. “Seperti yang pernah diucapkan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, ‘Barangsiapa yang mengurusi NU saya anggap sebagai santriku dan didoakan khusnul khatimah,” lanjutnya.
“Semoga kita semua diakui santrinya dan bisa berkhidmah di ranting masing-masing. Bukan khidmah yang setengah-setengah, namun khidmah ikhlas dan totalitas. Kami harap jangan hanya puas di tingkatan PKD saja, namun terus berlanjut sampai tingkatan yang tertinggi,” harapnya.
Nurul Muttaqin, Ketua GP Ansor Kabupaten Demak dalam sambutanya mengatakan, hanya orang-orang yang mendapatkan hidayah saja yang bisa ikut Ansor, hingga bersedia dan bertekad untuk memajukan Gerakan Pemuda Ansor.
Ia mengatakan tercatat sudah ada 12.000 kader Ansor se-Kabupaten Demak. Adapun jumlah Ansor-Banser sudah mencapai tujuh juta di seantero dunia. “Tidak hanya nasional tapi mancanegara semisal di Taiwan, Singapura, Jepang dan lainnya,” ujarnya.
Nurul menambahkan, Gus Dur pernah mengatakan, bahwa 10 tahun ke depan pemuda-pemuda NU akan memenangkan pertarungan kancah ideologi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin diterima dan diakuinya NU, termasuk Ansor, di berbagai daerah
“Bahkan di Papua yang katanya sedikit ternyata ada banyak (anggota Ansor-Banser). Di sana Ansor-Banser sangat diterima oleh masyarakat lokal,” kata Mutataqin.
Ia mengatakan Ansor-Banser di Papua disebut dengan nama Islam Gus Dur. “Ketika ada salah satu pesantren yang akan dibakar oleh orang adat sana, tidak jadi dibakar dikarekan di dalamnya ada foto Gus Dur. Subhanallah,” tutup Nurul.
Artikel asli : nu.or.id
Response (1)