Malaikat Izrail Tertawa dan Menangis Saat Mencabut Nyawa Manusia, Berikut Kisahnya

  • Share

Izrail adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu Malaikat terkemuka setelah Jibril, Mikail dan Israfil. Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-Qur’an. Ia selalu disebut dengan Malakal Mawt atau Malaikat Maut.

Malaikat Izrail diberi kemampuan luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya. Dalam sebagian riwayat disebutkan ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke langit ketiga saat Isra Mikraj, Nabi melihat ada makhluk yang kaki kanannya di Barat dan kaki kirinya ada di timur.

Beliau heran dan bertanya kepada Jibril. “Wahai Jibril siapa makhluk ini?” Lalu Malaikat Jibril berkata: “Itu Malaikat Izrail wahai Rasulullah.”

Ketika Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Pasukannya berjumlah sebanyak jumlah manusia dan makhluk di muka bumi.

Malaikat Maut meiliki wajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu di punggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para Nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan wajah tapak kakinya.

Imam Al-Qurthubi dalam Kitab Tadzkirah menceritakan kisah Malaikat Izrail ketika mencabut nyawa manusia. Allah Ta’ala bertanya kepada Malaikat Maut (padahal Allah Maha Tahu): “Apakah kamu pernah menangis ketika kamu mencabut nyawa anak cucu Adam?”

Maka Malaikat Maut menjawab: “Aku pernah tertawa, pernah juga menangis, dan pernah juga terkejut dan kaget.”

“Apa yang membuatmu tertawa?”

Malaikat Maut menjawab: “Ketika aku bersiap-siap untuk mencabut nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat sepatu, ‘Buatlah sepatu sebaik mungkin supaya bisa dipakai selama setahun.”

“Aku tertawa karena belum sempat orang tersebut memakai sepatu dia sudah kucabut nyawanya.”

Allah kemudian bertanya: “Apa yang membuatmu menangis?”

Maka Malaikat Maut menjawab: “Aku menangis ketika hendak mencabut nyawa seorang wanita hamil di tengah padang pasir yang tandus, dan hendak melahirkan. Maka aku menunggunya sampai bayinya lahir di gurun tersebut. Lantas kucabut nyawa wanita itu sambil menangis karena mendengar tangisan bayi itu karena tidak ada seorang pun yang mengetahui hal itu.”

“Lalu apa yang membuatmu terkejut dan kaget?”

Malaikat Maut menjawab: “Aku terkejut dan kaget ketika hendak mencabut nyawa salah seorang ulama-Mu. Aku melihat cahaya terang benderang keluar dari kamarnya, setiap kali Aku mendekatinya cahaya itu semakin menyilaukanku seolah ingin mengusirku, lalu kucabut nyawanya disertai cahaya tersebut.”

Allah bertanya lagi: “Apakah kamu tahu siapa lelaki itu?”

“Tidak tahu, ya Allah.”

“Sesungguhnya lelaki itu adalah bayi dari ibu yang kaucabut nyawanya di gurun pasir gersang itu. Akulah yang menjaganya dan tidak membiarkannya.”

Subhanallah. Begitulah Allah menunjukkan salah satu kebesaran-Nya. Ilmu dan kuasa-Nya tidak dapat dijangkau oleh siapapun.

Rupa Malaikat Maut
Suatu ketika, Nabi Ibrahim ‘alahissalam bertanya kepada Izrail. “Dapatkah engkau memperlihatkan rupamu saat engkau mencabut nyawa manusia yang gemar berbuat dosa?”

“Engkau tak akan sanggup,” jawab Izrail singkat.

“Aku pasti sanggup,” kata Nabi Ibrahim.

“Baiklah, berpalinglah dariku,” ujar Malaikat pencabut nyawa ini.

Saat Nabi Ibrahim berpaling kembali, di hadapannya telah berdiri sesosok makhluk berkulit legam dengan rambut berdiri, berbau busuk, dan berpakaian serba hitam. Dari hidung dan mulutnya tersembur jilatan api. Seketika itu pula Nabi Ibrahim jatuh pingsan.

Ketika tersadar, beliau pun berkata kepada Izrail: “Wahai Malaikat Maut, seandainya para pendosa itu tak menghadapi sesuatu yang lain dari wajahmu di saat kematiannya, niscaya cukuplah itu menjadi hukuman untuknya.”

Dalam kisah yang diriwayatkan ‘Ikrimah dari Ibn ‘Abbas ini, Nabi Ibrahim meminta Malaikat Maut mengubah wujudnya saat mencabut nyawa orang-orang beriman. Dengan mengajukan syarat yang sama kepada Nabi Ibrahim, Malaikat Maut pun mengubah wujudnya.

Maka di hadapan Nabi yang telah membalikkan badannya kembali, telah berdiri seorang pemuda tampan, gagah, berpakaian indah dan menyebar aroma wewangian yang sangat harum.

“Seandainya orang beriman melihat rupamu di saat kematiannya, niscaya cukuplah itu sebagai imbalan amal baiknya,” kata Nabi Ibrahim.

Meski bertugas sebagai Malaikat pencabut nyawa, Malaikat Maut juga merasakan mati. Allah lah yang Maha Hidup dan berdiri sendiri. Semua makhluk akan merasakan mati. Disebutkan, ketika seluruh makhluk hidup dicabut nyawanya pada hari Kiamat maka yang tersisa adalah Malaikat Izrail sendiri. Kemudian Allah menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya Sakarataul Maut.

Malaikat Maut pun berkata: “Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tentu saya tidak akan tega mencabut nyawa seorang mukmin”.

Demikian kisah Malaikat Izrail dalam menjalankan tugasnya. Semoga kisah ini menjadi ibrah untuk kita agar menyiapkan bekal sebelum menghadapi Sakaratul Maut.Mudah-mudahan kaum muslimin diberi kemudahan dan kasih sayang saat menghadapi kematian.

Wallahu A’lam

Artikel asli : sindonews.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *