Jika Allah Maha Pengasih, Mengapa Kejahatan Ada?

  • Share

TAK sedikit korban kejahatan di dunia seringkali bertanya, “Jika ada Allah Yang Kuasa yang dipenuhi dengan kasih dan sayang kepada makhluk-Nya, lalu mengapa Allah izinkan kejahatan itu ada?”

Pertanyaan tersebut seringkali diarahkan pada argumen tentang ketiadaan Tuhan. Banyak yang berpendapat jika Allah benar-benar ada maka ia adalah Yang Mahakuasa, Mahatahu dan senantiasa memberikan hal-hal baik. Namun nyatanya, kejahatan di dunia masih ada, sehingga muncul anggapan yang merasa hal ini kurang logis rasanya dengan kebenaran akan adanya Allah.

Dalam Islam diajarkan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah memiliki sifat-sifat terpuji, di mana hal ini tentunya tidak sesuai dengan hal-hal kejahatan yang bertentangan dengan logika tadi. Ini juga termasuk pada ajaran Islam tentang Allah bahwa Dia-lah satu-satunya yang sempurna, karena Dia tidak menderita atau mengalami mati, karena hal tersebut bertentangan dengan sifat-Nya yang kekal dan abadi.

Terkait adanya kejahatan, tentu Allah Ta’ala memiliki alasan yang baik mengapa membiarkan adanya kejahatan di kehidupan dunia. Dari Alquran dapat dipahami bahwa Allah memberikan kehendak akan kebebasan kepada manusia untuk memilih antara kejahatan yang buruk atau kebaikan yang terpuji, hal ini ada sebagai pertimbangan untuk menguji manusia.

Sebagaimana disampaikan firman Allah dalam Surat Al-Anbiya ayat 35:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (QS. Al-Anbiya: 35).

Adanya kebebasan yang dikehendaki Allah kepada manusia itulah yang memungkinkan adanya manusia yang memilih terjerumus dalam keburukan dan kejahatan dibandingkan dengan kebaikan. Tidaklah Allah memaksakan makhluknya untuk hanya memilih yang baik, karena akan melibatkan ketidakmungkinan yang logis dibalik konsep kebebasan tadi.

Sebagai makhluk yang diberi akal, manusia tentu tahu bahwa sebagian besar hal yang membuat kita hidup layak didapati dengan memiliki kehendak akan kebebasan. Tanggung jawab moral, rasa pencapaian individu, dan hubungan pribadi adalah beberapa contoh hal berharga yang tak mungkin ada tanpa adanya unsur kebebasan dalam kehidupan ini.

Terlepas dari konsep kejahatan, beberapa orang bertanya mengapa bencana alam masih terjadi dan Allah izinkan akan hal itu.

Melansir dari laman About Islam, adanya bencana alam ialah buah dari sebab dan akibat dari hal-hal yang merupakan bagian dari alam. Seperti halnya api yang dapat membantu kita memasak makanan, namun di sisi lain api juga memiliki potensi untuk membakar rumah.

Artinya, hal-hal yang sangat berguna dalam kehidupan pastilah memiliki sisi yang dapat menyebabkan kerusakan. Hal ini ialah tentang bagaimana kita mengaturnya dan memanfaatkannya untuk fokus pada hal-hal bertujuan baik.

Keburukan, baik bencana atau kejahatan, bagaikan kembar yang tak terpisah dari segala unsur kebaikan. Karenanya, yang baik di dunia ini tidak mungkin ada tanpa adanya hal yang buruk, karena keduanya adalah ibarat dua sisi dari satu koin yang sama. Terkait kedua sisi itu, tinggalah tentang kita yang memandangnya secara relatif.

Kita mampu menghadirkan kebaikan, atau mengganti kejahatan dengan kebaikan. Segala ketidaksempurnaan dan kekurangan di dunia ini baiknya akan memberikan peluang bagi kita untuk melakukan upaya kreatif untuk lebih memperbaiki segala keadaan, dan membuat hidup serta pekerjaan menjadi lebih bermakna.

Singkatnya, baik kebaikan maupun kejahatan ialah dua hal yang sama-sama diperlukan untuk pengembangan spiritual manusia. Agar jiwa tumbuh selayaknya, maka harus dapat mengatasi kejahatan dan membiasakan diri untuk berbuat baik secara seimbang.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *