Ada Musik Dalam Ayat-ayat Al-Quran, Tidak Percaya?, Mari Kita Buktikan

  • Share

Oleh karenanya, benar bila dikatakan bahwa bahasa Arab adalah nathar, syair, dan Al-Quran (inna al-lughah al-‘Arabiyyah nathrun, wa shi’run, wa Qur’anun). Gaya penyampaian Al-Quran ini berpengaruh besar terhadap orang-orang yang menggunakan bahasa Arab, dan pada akhirnya menjadi bagian tak terpisahkan dari susunan kalimat bahasa Arab. [al-Banna, Nahw Fiqh Jadid, Vol. I, 156-157]

Dalam konteks seni, hal pertama yang dapat dipahami manusia adalah struktur musik, sebab Al-Quran harus disuarakan melalui pembacaan. Maka, membaca Al-Quran yang baik membutuhkan pendengaran dan talaqqi (membaca di hadapan guru).

Dalam Al-Quran, terdapat kalimat-kalimat yang membutuhkan cara khusus dalam membacanya. Contohnya, dalam surah al-Fajr “alam tara kayfa fa’ala rabbuka bi’ad” (Apakah kamu [Muhammad] tidak mengetahui apa yang dilakukan Tuhanmu terhadap kaum ‘Ad). Kalimat “alif–lam-mim” dalam ayat ini dibaca “alam”. Padahal dalam ayat lain dengan tulisan yang sama dibaca “alif–lam-mim” seperti yang terdapat dalam awal surah al-Baqarah.

Karena itu, bacaan Al-Quran pertama kali semestinya dibacakan kepada ahli Al-Quran untuk memperbaiki dan membenarkan bacaannya. Berbeda dengan kitab-kitab yang lain, membaca Al-Quran yang baik membutuhkan nada tinggi, rendah, panjang, pendek, dengung, dan seterusnya, yang terlebih dahulu harus diketahui oleh orang yang mau membacanya. Membacakannya kepada mereka yang ahli akan menghindarkan seseorang dari kesalahan membaca.

Al-Quran mempunyai struktur musik tersendiri. Tajwid pada titik tertentu dapat mengungkap musik Al-Quran, karena ia adalah ilmu dan penadaan musik Al-Quran yang bisa memperindah bacaan dan hiasan membaca, meski tanpa bantuan alat musik tertentu. Maka, ketika suara tertata sesuai dengan kaidah musik, dia dapat meninggalkan kesan cukup mendalam dalam jiwa. (Jamal al-Banna, al-Ashlani al-‘Azimani, 16-17.) musik dalam Al-Quran

Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tidak satu kitab pun yang menggunakan pengaruh musik seperti Al-Quran. Al-Quran memberikan kreasi musik tersendiri kepada kita. Komposisi lafal dan huruf Al-Quran seakan menjadi bel pelantun musik walaupun tanpa gitar, nada, bahkan suara.

Itulah cara-cara memperindah bahasa dalam lantunan suara yang mempunyai dampak psikologis. Kelebihan mukjizat Al-Quran dalam suara ini dapat mempengaruhi, baik bagi orang yang memahami artinya atau tidak. Oleh karenanya, dengan mendengarkan Al-Quran, terlepas paham atau tidak, seseorang telah tertarik. (AN)

Wallahu a’lam.

Sumber : islami.co

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *