Allah dan Rasulullah Mencintai Pekerja, Meski Mereka Tak Bisa Mengaji dan Sholat Jamaah

  • Share

Misalkan bekerja untuk mencari nafkah, mengasuh anak, atau bahkan mengajak bermain anaknya sebagai bentuk kasih sayang. Itu semua adalah cara manusia menerapkan ilmu yang diterima dalam kehidupan.

Toh jika berhalangan mengaji karena urusan keluarga atau mencari nafkah, tidak menjadi masalah. Berbeda halnya jika meninggalkan pengajian atau ibadah untuk melakukan perbuatan maksiat atau yang diharamkan.

Tak hanya dalam kegiatan mengaji, perumpamaan tersebut juga sesuai diterapkan pada ibadah sholat jamaah.

Jangan Jadikan Sholat sebagai Tersangka

Gus Baha menambahkan, suatu ketika Abu Al-Qasim Junaidi pernah ditanya, bagaimana jika ada orang yang sedang bekerja, kalau dia shalat jamaah bisa dimarahi sama majikannya.

Namun kalau dia tidak shalat jamaah, maka akan kehilangan keutamaan jamaah?

Abu al-Qasim menjawab dengan mantap, “Shalat sendirian saja. Yang penting kamu bisa menafkahi keluargamu.”

Lho, bukankah jamaah itu fardhu kifayah?

Abu al-Qasim lantas menjawab, “Jangan sampai gara-gara jamaah, kamu kehilangan nafkah dan orang-orang lalu menyalahkan sholat. Maka dari itu, shalat jangan sampai jadi tersangka,” ujarnya.

“Jangan sampai shalat menjadi sesuatu yang disalah-salahkan kalau shalat jamaah menyebabkan hilangnya jalan nafkah untuk keluarga,” pungkasnya.

Gus Baha mencontohkan saat bulan Ramadhan, orang muslim pasti berkeinginan untuk beribadah tarawih secara penuh. Namun karena terkendala pekerjaannya, hal itu tak bisa dilakukan.

Ada yang bekerja sebagai satpam harus menjaga malam, jadi tidak bisa tarawih. Ada yang berdagang bakso, kernet bis dan lain sebagainya, karena pekerjaannya jadi tidak mampu tarawih.

Banyak umat Islam yang sebenarnya ingin beribadah dengan penuh, tapi ia tak mampu untuk melakukannya.

Untuk itu, pesan penting bagi kita agar tak mudah memandang negatif atau bahkan mengkritik orang lain yang tak menjalankan ibadah sebagaimana idealnya. Sebab kita tak tahu betul apa alasannya berbuat demikian.

Bisa jadi ia ingin melaksanakan amalan ibadah secara sempurna, tapi karena pekerjaan atau hal mendesak lainnya membuat ia tak bisa melakukannya.

Justru orang yang bekerja dan menghidupi keluarganya perlu diapresiasi dengan baik. Sebab mereka sedang menjalankan ibadah lain. Dan bahkan mereka termasuk golongan yang dicintai oleh Nabi Muhammad dan Allah SWT.

Semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan memberikan keberkahan kepada para pekerja.

Artikel asli : wajibbaca.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *