Alquran Dibaca Pertama di Angkasa oleh Pangeran Arab Saudi

“Ketika Anda melihat Bumi dari luar angkasa, Anda kemudian mulai fokus bahwa ini adalah hadiah dari Allah, dan bahwa ada lebih dari itu dari diri Anda dan komunitas kecil Anda, lebih dari itu dari gairah terbatas Anda sendiri. Kepedulian dan hasrat Anda untuk berbagai hal menjadi lebih global, lebih universal,” ungkap pangeran kelahiran 27 Juni 1956 di Riyadh, Arab Saudi, ini.

Kendati ia mengorbit 387 km di atas Bumi, menempuh jarak 4,5 juta km dalam tujuh hari, tetap ada pengingat akan rumah. Pangeran Sultan mendapat pangilan dari ayahnya dan Raja Fahd yang disiarkan langsung di televisi. Pada hari keenam, kontrol misi memainkan “Abaad Kontom Wala Garayebein” (“Dekat atau Jauh”), yang dibawakan oleh penyanyi Arab Saudi Mohammed Abdo. Selain itu, Pangeran Sultan juga tetap menjalani rutinitasnya dengan membaca Alquran di luar angkasa.

“Ayah saya, ketika dia menghubungi saya di pesawat ulang-alik, berkata, ‘Saya tahu hari ini Anda menyelesaikan pembacaan Alquran,’ dan dia sangat senang tentang hal itu,” kenang sang pangeran tahun lalu.

Hingga hari ini Pangeran Sultan memuji prestasinya itu di hatinya. Ia mengetahui bahwa Raja Salman bangga padanya karena menjadi satu-satunya orang yang membaca Alquran di luar angkasa.

Setelah sejumlah misi tercapai, Pangeran Sultan dan Discovery mendarat di landasan 23 di Pangkalan Angkatan Udara Edwards di Kalifornia, AS, pada pukul 06.11 waktu siang Pasifik pada 24 Juni 1985.

Di kampung halamannya, ia disambut sebagai pahlawan. Pangeran Sultan juga diangkat sebagai kolonel di Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi. Sebagai duta besar tak resmi, ia telah bertemu banyak pemimpin dunia dan juga pahlawan masa kecilnya, yakni awak dari Apollo 11.

Setelah menuntaskan misi STS 51-G dengan sempurna, misi Pangeran Sultan selanjutnya adalah membumi. Ia memiliki pandangan bahwa warisan sejarah dan budaya sangat penting bagi masa depan. Karena itulah, pada 2000 ia diangkat sebagai sekretaris jenderal pada Komisi untuk Pariwisata dan Warisan Sejarah Nasional Arab Saudi (SCTH).

Di sana ia mulai bekerja untuk melestarikan kekayaan sejarah dari Kerajaan Saudi. Ia juga mengawasi rencana utama bahwa pada 2008 kota pahatan batu kuno di Hegra ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO. Pada 2018 Hegra masuk dalam daftar empat harta nasional lainnya.

Namun begitu, Pangeran Sultan masih kembali berkecimpung dengan dunia luar angkasa. Pada Desember 2018 ia diangkat sebagai ketua Komisi Antariksa Saudi (SSC) yang baru dibentuk. Sebagai ketua SSC, ia memiliki misi memberdayakan generasi masa depan untuk memimpin dalam bidang ilmu antariksa dan penerapannya. Pangeran Sultan terus menginspirasi kaum muda Arab Saudi untuk mengikuti jejaknya.

Sumber : republika.co.id

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *