Abu Al Mutahhar melanjutkan, “Setelah itu Abu Ja’far menyebutkan nama Wadd, ia adalah seorang Muslim dan dicintai oleh kaumnya. Ketika ia meninggal dunia, kaumnya berbondong-bondong mendatangi makamnya di wilayah Babilonia dan menangisi kepergiannya.
Iblis pun melihat kesempatan yang baik dan mengubah dirinya ke dalam bentuk manusia, lalu ia berkata, “Aku sungguh prihatin atas kesedihan kalian setelah ditinggal pergi oleh orang ini. Oleh karena itu apakah kalian bersedia jika aku membuatkan patung seperti dirinya dan diletakkan di tempat kalian berkumpul agar kalian dapat mengingatnya?” Mereka menjawab, “Tentu saja.”
Maka iblis pun membuat patung yang mirip dengan Wadd. Setelah selesai, patung itu diletakkan di tempat mereka berkumpul hingga mereka dapat mengingat kembali ketaatan dan kesalehan orang yang sudah mati itu. Lalu iblis menawarkan lagi, “Apakah kalian bersedia jika aku membuatkan patung-patung yang sama untuk diletakkan di rumah kalian masing-masing agar kalian dapat mengingatnya tatkala kalian sedang di rumah?”
Mereka menjawab, “Tentu saja.”
Maka iblis pun membuat sejumlah patung yang sama, hingga mereka dapat mengingat orang tersebut tanpa harus keluar rumah, karena mereka memiliki patung yang sama di setiap rumah mereka. Namun patung-patung itu tidak mereka sembah, hanya untuk mengingatkan mereka akan kesalehan Wadd. Begitu pun dengan anak anak mereka, semuanya diajarkan untuk berzikir dan taat seperti yang mereka lakukan. Akan tetapi, setelah mereka meninggal dan anak anak mereka juga meninggal, maka datanglah generasi yang menganggap patung-patung itu sebagai tuhan untuk mereka sembah selain Allah.”
Menurut keterangan di atas, ujar Ibnu Katsir, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Wadd adalah tuhan pertama yang disembah oleh manusia selain Allah, dan ia berbentuk patung yang diberi nama yang sama dengan Wadd.
Begitu juga dengan patung-patung yang lainnya. Setiap patung itu disembah oleh sekelompok manusia setelah sekian lamanya hanya dijadikan pengingat agar mereka dapat berbuat ketaatan yang sama dengan orang-orang yang dibuat patungnya itu, dan cara cara peribadatan mereka pun bermacam ragam bentuknya.
Sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan dalam Kitab Shahihain menyebutkan, “Pada suatu hari Ummu Salamah dan Ummu Habibah tengah berbicara di dekat Rasulullah tentang sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah (sekarang Ethiopia), Gereja Maria namanya. Ketika mereka tengah memperbincangkan betapa bagus gereja tersebut dengan patung-patung yang ada di sana, Rasulullah bersabda, “Mereka itu apabila ada orang saleh di antara mereka meninggal dunia, maka mereka akan membuat tempat sujud di kuburnya, dan kemudian mereka membuatkan patung orang itu. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah.”
Artikel asli : sindonews.com