Awas! Pamer Ibadah di Sosmed Bukan Mendapat Pahala, Malah Masuk Neraka

  • Share

Namun sayang, tujuan yang semestinya lillahi ta’ala, telah dipalingkan dan dihiasi oleh nafsu duniawi, sehingga mereka berbuat riya’ (pamer) dengan ilmu itu di hadapan manusia, agar mendapat pujian, kedudukan, harta dan jabatan. Mereka tidak menyadari, bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui apa yang mereka lakukan.

Allah mengetahui rahasia yang tersembunyi di hati mereka. Ternyata, mereka belajar, mengajar dan membaca al Qur`an supaya dikatakan sebagai seorang alim, pintar atau yang semisal itu. Sedangkan yang membaca al Qur`an supaya dikatakan qari’ atau qari’ah, orang yang bagus dan indah bacaannya.

Maka pada hari Kiamat nanti, tidak ada yang mereka peroleh kecuali dikatakan “pendusta”. Mereka hanya terdiam disertai kehinaan, kerugian dan penuh penyesalan. Kemudian Allah menyuruh malaikat agar menyeret dan mencampakkan mereka ke dalam neraka. Wal ‘iyadzu billah.

[3] Mereka yang diberi kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Mereka adalah golongan yang mampu, kaya dan berduit. Kewajiban mereka semestinya bersyukur kepada Allah dengan ikhlas karena Allah semata.

Tetapi sayang, mereka shadaqah, infaq, memberikan uang dan mendermakan harta supaya menjadi terkenal dan dikatakan dermawan, karim (yang mulia hatinya), supaya dikatakan orang yang khair (baik).

Padahal apa yang mereka katakan di hadapan Allah, bahwa mereka berinfaq, bershadaqah karena Allah adalah dusta belaka. Sungguh telah dikatakan yang demikian itu, dan mereka tidak bisa membantah. Allah mengetahui hati dan tujuan mereka.

Kemudian mereka diperintahkan untuk diseret atas mukanya dan dicampakkan ke dalam neraka, dan mereka tidak mendapatkan seorang penolong pun selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Taujihat Nabawiyah ‘ala Thariq, karya Dr. Sayyid Muhammad Nuh, Darul Wafa’)

Macam Macam Riya’
[1] Riya’ yang berasal dari tubuh, seperti memperlihatkan bentuk tubuh yang kurus dan pucat agar tampak telah berusaha sedemikian rupa dalam beribadah dan takut pada akhirat. Atau memperlihatkan jidat yang menghitam agar dianggap sebagai ahli sholat atau memperlihatkan suara yang parau, mata cekung (sayu) dan bibir kering agar dianggap terus-menerus berpuasa.

Riya’ semacam ini sering dilakukan oleh para ahli ibadah. Adapun orang-orang yang sibuk dengan urusan dunia, maka riya’ mereka dengan memperlihatkan badan yang gemuk, penampilan yang bersih, wajah yang ganteng dan rambut yang kelimis.

[2] Riya’ dengan perkataan, seperti dalam hal memberi nasihat, peringatan, menghapal kisah-kisah terdahulu dan atsar dengan maksud untuk berdebat atau memperlihatkan kedalaman ilmunya pada yang lain.

[3] Riya’ dengan perbuatan, seperti riya’ yang dilakukan orang yang shalat dengan memanjangkan bacaan saat berdiri, memanjangkan ruku’ dan sujud atau menampakkan kekhusyuan atau yang lainnya. Begitu pula dalam hal puasa, haji, shadaqah dan lain-lain yang tujuannya agar dianggap orang paling alim, paling khusyuk dan sebagainya.

[4] Riya’ dengan tulisan, seperti menceritakan amal dan ibadahnya pada orang lain di sosial media dengan maksud agar dipuji yang lain, berbangga diri dengan amal ibadah yang dilakukan dengan tujuan pamer pada yang lainnya.

Oleh karena itu wahai saudaraku, agar tak menimbulkan kemudharatan baik bagi diri kita maupun orang lain, alangkah baiknya jika status dan foto bernilai ibadah tak perlu dibagi atau diunggah. Ibadah kita yang tahu cukup Allah. Insya Allah kita terhindar dari penyakit riya’ dan sum’ah.

Kita memohon keselamatan kepada Allah dari semua macam riya’ dan sum’ah. Ya, Allah. Janganlah Engkau sesatkan hati kami setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan jauhkanlah diri kami dan amal kami dari riya’. Aamiin.

Sumber: kabarmakkah.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *