Syaikh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya yang diterjemahkan “Tamasya ke Surga” menerangkan, suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkisah tentang perjalanannya di surga pada saat Isra’ Mi’raj .
“Ketika aku sedang berjalan-jalan di surga pada saat Isra’ Mi’raj, aku melihat sebuah Istana putih yang berkilauan dari kejauhan. Aku sangat tertarik dengan keindahannya dan mendekati istana tersebut. Ketika hendak memasukinya aku menahan diri dan bertanya sejenak kepada malaikat Jibril,
“Wahai Jibril, istana siapakah yang indah berkilauan ini?” Aku berharap istana itu adalah milikku.
Jibril menjawab, “Ini adalah istana yang Allah sediakan untuk salah seorang sahabatmu.”
Terkejut diriku, “Siapakah dia Yaa Jibril?”
“Sahabatmu Umar bin Khattab.” Jawab Jibril.
Seketika itu aku mengurungkan niat untuk memasukinya. Aku malu memasuki istana yang bukan milikku.
Umar yang mendengar penuturan baginda Nabi menangis, “Wahai Nabi, mengapa engkau harus malu pada orang seperti diriku?”
Baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meneruskan kisahnya,