Berikut ini kesaksian mati suri paling seram yang dialami oleh seorang perempuan bernama Aswina, dia melihat siksa kubur yang mengerikan.
Kematian merupakan suatu hal yang pasti terjadi bagi setiap makhluk hidup, tak terkecuali pada manusia.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-‘ankabut ayat 57 berikut ini.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 57)
* Via Al-Qur’an Indonesia https://quran-id.com
Namun, pernahkah kamu mendengar kisah seseorang yang mati kemudian hidup kembali?
Peristiwa orang yang sudah mati kemudian hidup kembali disebut dengan mati suri.
Kejadian mati suri merupakan hal yang sangat jarang terjadi, namun walaupun demikian ada beberapa orang yang mengalami kejadian mati suri tersebut salah satunya yaitu seorang wanita bernama Aswina yang berasal dari Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia.
Dikutip DeskJabar.com dari kanal Youtube Santri Kota Official yang dipublikasikan pada 9 Maret 2021 dengan judul ” BIKIN MERINDING! INILAH KESAKSIAN MATI SURI PALING SERAM, MELIHAT SIKSA KUBUR YANG MENGERIKAN”, Aswina menceritakan kisahnya saat dia mengalami mati suri.
Aswina menceritakan bagaimana dia awalnya mati suri dan ia menyebutkan bahwa mati itu sangat sakit.
Awalnya, Aswina merasakan dadanya sangat sesak dan ia merasakan sakit diamana sakitnya seperti ditusuk pedang kemudian serasa seperti kulit binatang yang dikuliti hidup-hidup.
Selanjutnya, Aswina menyebutkan bahwa saat itu kemudian pamannya mengajarkannya kalimat tayibah dan mengucapkan dua kalimah syahadat.
Setelah itu ia merasakan ruhnya itu keluar dari jasadnya, dan ia sempat melihat jasadnya hingga kemudian datang dua malaikat dan membawanya pergi.
Kata Aswina, pada saat itu dia ingin bertemu dengan ayahnya yang sudah meninggal pada usia 55 tahun, namun anehnya saat dia bertemu dengan ayahnya, ayahnya tersebut masih muda berumur sekitar 17 sampai 20 tahunan.
Aswina mengaku bahwa dirinya sempat mengobrol dengan ayahnya, waktu itu ayahnya menangis dan bertanya tentang keberadaan Aswina.
“Kenapa kamu kesini nak? Pulanglah, di rumah tidak ada orang kasian ibumu dan adik-adikmu” tanya ayahnya.
“Tidak Ayah, janjiku sama Allah sudah sampai,” jawab Aswina.
Setelah itu ayahnya kembali menangis, dan kemudian terdiam lalu hilang jelas Aswina.
Kemudian Aswina ditanyai tentang bagaimana sosok malaikat yang membawanya.
Aswina menjelaskan bahwa malaikat yang membawanya itu laki-laki namun memiliki wajah yang sama, bertubuh besar dan memakai pakaian ihrom.
Malaikat itu juga sempat berkata kepada Aswina, bahwa dirinya saat itu sedang mengalami perjalanan spiritual, lalu memberikan beberapa pertanyaan kepadanya yang dijawab oleh ruhnya.
“Siapa Tuhanmu?,” tanya malaikat tersebut.
Kala itu ruh Aswina menjawab, “tuhanku adalah Allah”.
“Siapa nama pemimpinmu?” tanya lagi malaikat tersebut kepada Aswina.
“Pemimpinku adalah Nabi Muhammad SAW,” jawab lagi Aswina.
Lalu Malaikat juga menanyakan dimana kiblatmu?, siapa kedua orangtuamu?, dan siapa saudaramu?.
Selanjutnya Aswina kembali dibawa ke suatu tempat oleh kedua malaikat tersebut dan mendudukkannya ke sebuah kursi yang empuk, ketika dia duduk tiba-tiba disebelah kanannya ada wujud perempuan, kemudian dia menyebutkan bahwa dia adalah amalannya sewaktu di dunia, dan selama Aswina disini dia akan menemaninya sampai hari akhir jelas perempuan yang mengaku amalnya tersebut.
Selanjutnya Aswina mengaku bahwa dirinya kemudian melihat wanita-wanita sholehah, mereka berpakaian muslimah dan berkerudung.
Selanjutnya, wanita-wanita tersebut mencium pipi kanan dan kirinya ketika ia duduk dikursi tersebut.
Kemudian Aswina menyebutkan bahwa dirinya kembali dibawa oleh kedua malaikat tersebut melihat dosa-dosa besar.
Disana Aswina diperlihatkan ada seorang laki-laki yang memikul besi, dia memperkirakan bahwa berat dari besi tersebut berton-ton, dan laki-laki itu berjalan dan tak sampai-sampai dengan berlumuran darah dan nanah.
“Dan baunya Naudzubillahimin dzalik, dan bajunya sobek-sobek,” ujar Aswina.
Pada saat itu kemudian ruh Aswina menanyakan kepada amalnya, dosa apa yang dia perbuat selama hidup di dunia.
Lalu amalnya tersebut menjawab.
“Selama hidup didunia, dosa yang dia lakukan adalah menyantet orang sehingga ia berjalan tak sampai-sampai hingga akhir kiamat,” jelas amalnya tersebut.
Selanjutnya Aswina melihat dua orang laki-laki yang saling membunuh, dan begitu seterusnya.
Amalnya tersebut menjelaskan bahwa semasa hidup didunia, laki-laki itu adalah seorang pembunuh dan tidak mau bertanggung jawa terhadap orang yang dibunuhnya.
Kemudian yang ketiga dia melihat seorang laki-laki yang dihujam kemaluannya memakai besi panas hingga menembus, kemudian amalnya kembali menjelaskan bahwa semasa hidup didunia, laki-laki tersebut merupakan seorang pezina.
Setelah itu, ia kemudian melihat seorang laki-laki yang dicambuk dengan rotan hingga lepas kulit dan dagingnya, amalnya menjelaskan bahwa semasa hidup didunia dia tak pernah mendirikan shalat dan hingga matinya ia tak pernah mengucapkan dua kalimah syahadat.
Aswina menjelaskan bahwa ruh dan amalnya tersebut sempat membaca Al-Qur’an bersama agar para lelaki yang disiksa itu dapat terampuni dosanya.
Ruhnya dan amal membacakan Qur’an, Shalawat, Surah Yassin, bertahdzim, membaca ayat seribu dinar, namun sayang Allah SWT tetap tidak mengampuni dosa mereka jelas Aswina.
Setelah itu, akhirnya yang terakhir kali Aswina berdizir, dzikir yang ia bacakan saat itu adalah “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar walla haula walla kuata illa billahil ailiyil’adzim” dan ia bacakan dengan berteriak sekuat-kuatnya.
Hingga, tiba-tiba ia merasakan jantungnya berdetak, dan saat itulah ruhnya kembali ke dalam jasadnya jelas Aswina.
Pada dasarnya, Aswina keberatan ketika ia harus menceritakan kembali kisahnya tersebut, namun akhirnya ia mau menceritakan nya sebagai bahan pembelajaran bagi yang lainnya.
Aswina berharap bagi orang-orang yang mendengarkan kisahnya, agar senantiasa berpuasa, mendekatkan diri kepada Allah SWT, perbanyak amalan sholeh, perbanyak sholawat, perbanyak dzikir, baca Al-Qur’an dan sebagainya.
Kisah mengerikan ini dituliskan sebagai pengingat agar kita senantiasa berbuat baik dan beramal sholeh, Wallahu’alam.
Artikel asli : pikiran-rakyat.com