ARAB Saudi tetap melaksanakan ibadah haji tahun ini dengan jumlah jamaah terbatas. Jika setiap tahunnya peziarah kota suci mencapai jutaan orang, maka dipastikan tahun ini baitullah tidak akan ramai dikelilingi umat muslim imbas pandemi Covid-19.
Situasi ini mengingatkan kita akan ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, KH. Maimoen Zubair. Putra Mbah Moen, Taj Yasin mengatakan, dengan keluarnya keputusan Saudi, maka dimungkinkan jumlah orang yang berhaji tahun ini kurang dari 600 ribu orang. Pemerintah Arab Saudi bahkan memberi isyarat jumlah jamaah haji hanya 1.000 orang.
Saat membaca kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghozali dan sampai pada redaksi:
قال صلى الله عليه وسلم: إن الله عز وجل قد وعد هذا البيت أن يحجه كل سنة ستمائة ألف، فإن نقصوا أكملهم الله عز وجل من الملائكة.
Mbah Moen menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wata’ala telah berjanji kepada Ka’bah bahwa setiap tahunnya akan dikelilingi dengan berhaji oleh orang sebanyak 600 ribu orang.
“Bila kurang dari jumlah tersebut, Allah akan menggenapkan kekurangan tersebut dengan Rijalul Ghoib atau Malaikat. Bila lebih dari jumlah itu, maka Allah akan melakukan sesuai dengan kehendaknya. Mbah Maimoen Zubair mengutip dawuh Mbah Ahmad bin Syu’aib: ‘Nek luwih, Akeh sing mati’ (Bila lebih dari jumlah itu, maka banyak yang mati),” tulis Taj Yasin dalam postingan di akun Facebook-nya, @Taj Yasin Maimoen, Selasa 23 Juni 2020.
Dikisahkan Taj Yasin bahwa saat berumur 23 tahun, Mbah Maimoen berhaji bersama KH Ahmad bin Syu’aib kakek beliau dari jalur ibu. Saat itu, tepatnya tahun 1950 terjadi haji yang jamaahnya kurang dari enam ratus ribu.
Mbah Ahmad bin Syu’aib tiap malam selalu melakukan thawaf dan saat itu beliau mendapati banyak rijalul ghoib ikut thowaf. Dan bila orang yang haji kali ini kurang dari 600 ribu, maka akan banyak Rijalul Ghoib yang turun untuk berhaji, wali-wali Allah akan banyak terlihat.
“Selain sebagai fardlu ‘ain bagi setiap orang yang mampu dan belum berhaji, haji juga sebagai fardlu kifayah bagi seluruh orang Islam di penjuru dunia dari segi menghidupkan Ka’bah dengan ibadah thawaf,” imbuh Taj Yasin.
Dijelaskannya, bila sudah ada satu orang saja di dunia ini yang melakukan haji, maka fardlu kifayah tersebut telah gugur dari seluruh orang di dunia. Meski saat ini pemerintah Indonesia tidak memberangkatkan haji lanjut Taj Yasin, sebagai warga negara Indonesia tetap tidak terkena dosa karena sudah ada negara lain yang membuka pintu haji walaupun terbatas.
“Dan kita akan menyaksikan peristiwa turunnya rijalul ghaib yang mungkin seumur hidup kita hanya terjadi satu kali. Peristiwa itu dulu terjadi pada tahun 1950, dan kemungkinan akan terjadi tahun 2020 ini, yaitu 70 tahun setelah peristiwa yang dialami,” kata Taj Yasin mengakhiri postingannya.
Sumber : okezone.com