Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha) menganalogikan hubungan manusia dengan Allah SWT yang maha kuasa seperti memahami kekuatan antara besi dan kertas. Ketika ditanya lebih kuat mana besi dan kertas, maka pasti banyak yang menjawab, besi tentu lebih kuat karena secara materi pun besi yang lebih kuat.
Walaupun secara materi besi lebih kuat, namun menurut Gus Baha, secara hakiki semua tergantung kepada pemilik besi atau kertas tersebut. Karena bisa jadi sang pemilik kedua benda tersebut ingin berencana menghancurkan besi dan kemudian mengabadikan kertas.
“Kira-kira itu hubungan manusia dengan Allah SWT. Jadi, hal yang kita kira abadi karena materinya kuat, ternyata Allah mempunyai rencana menghancurkan. Sementara yang kita kira lemah, ternyata Allah mempunyai rencana mengabadikan,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Gus Baha, sudah seharusnya manusia menyerahkan semua urusan kepada yang punya atau yang mengaturnya. Bukan hak dan wilayah manusia untuk menentukan karena Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir: “Cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami”.
“Sehingga tentang pandemi, tragedi sosial, tentang apa saja kita nggak pernah tahu rencana Allah itu mana yang lebih awet. Jangan-jangan kita takut pandemi, (ternyata) kita mati kecelakaan. Jangan-jangan takut kecelakaan, mati kita karena nglindur. Tidur keblabasan nggak bangun-bangun,” jelasnya.