Haizum adalah kuda malaikat Jibril Alaihisalam. Kuda putih ini sanggup mengeluarkan api, memiliki sayap seperti pegasus dan dapat terbang dengan cepat dari satu bidang kosmik ke yang lain dalam sedetik. Haizum merupakan hadiah Allah SWT untuk Jibril.
Keberadaan Haizum sendiri kerap diungkap Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihissalam dalam hadist. Diantaranya sebagaimana sabda Rasulullah :
“Bergembiralah wahai Abu Bakar, pertolonga Allah telah datang. Ini adalah Jibril yang sedang memegang kendali tunggangannya di atas gulungan-gulungan debu,”.
Dalam Perang Badar, dikisahkan Haizum turun untuk membantu pasukan Muslimin. Kala itu umut Muslim hanya berjumlah 300 orang sementara lawannya yakni kaum kafir berjumlah 1.000 orang.
Rasulullah pun berdoa hingga bercucuran air mata untuk meminta bantuan Allah SWT. Lalu Allah menurunkan rombongan tentara berpakaian serba hijau, mereka adalah malaikat. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS Al-Anfaal ayat 9).
Sementara itu, Abdullah bin Abbas menceritakan, “Tatkala seseorang dari kaum Muslimin dengan semangat mengejar seseorang dari kaum musyrikin yang berada di hadapannya, tiba-tiba dia mendengar pukulan cemeti di atasnya dan suara penunggang kuda yang berteriak, ‘Majulah wahai Haizum!’ Seketika dia melihat ke arah orang musyrik yang berada di hadapannya tadi, dan didapatinya tersungkur dalam posisi terlentang, lalu dia melihatnya sedang keadaan hidungnya telah ditindik dan wajahnya telah terbelah seperti kena pukulan cemeti dan seluruhnya menghijau.”
Karenanya, seorang dari Anshar tadi da tang kepada Rasul untuk menceritakan tentang hal itu. Maka, beliau pun berkata, “Benar yang engkau katakan, itu adalah sebagian dari bala bantuan dari langit ketiga.” Abu Dawud al-Maziniy pun berkata, “Sesungguhnya aku mengikuti seorang laki-laki dari kaum musyrikin untuk memenggalnya, namun tiba-tiba kepalanya sudah terlebih dahulu jatuh ke tanah sebelum pedangku menebasnya. Maka, sadarlah aku bahwa ada orang lain yang telah membunuhnya.”
“Demi Allah bukan orang ini yang tadi menawanku, tadi aku ditawan oleh seorang laki-laki tinggi yang berwajah tampan dengan menunggang seekor kuda yang gagah. Dan, aku tidak pernah melihat dia di tengah-tengah mereka ini.” ujar tawanan bernama al-Abbas bin Abdul Muthallib. Al-Abbas.
Sumber : sindonews.com