Ini Dia Dua Mutasi Virus Corona yang Dominasi Penularan Covid-19 di Indonesia, Disebut Tak Berbahaya

Ada dua mutasi virus corona yang mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia sejak Mei 2020 yaitu D614G dan kemudian November dengan E484K.

Budi menerangkan, dua mutasi tersebut tidak membahayakan dan tidak masuk “varian of concern WHO”.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara “Media Gathering Perkembangan Ekonomi Terkini dan Kebijakan PC-PEN”, Jumat (23/4/2021).

Seperti yang dikutip dari Tribunnews dengan judul Ini Dua Mutasi Corona yang Dominasi Penularan Covid-19 di Indonesia.

“(di awal pandemi didominasi) varian asli dari Wuhan, kemudian sekitar di bulan Mei sudah mulai didominasi oleh mutasi baru D614G kemudian di bulan November masuk lagi mutasi yang berikutnya E484K,” ujar Budi.

Mantan wakil menteri BUMN ini menuturkan sejak Januari 2021, Indonesia lebih agresif melakukan tes Whole Genome Sequencing atau cara melihat identitas virus, lebih dari 1.000 sampel telah diperiksa.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat akan mendampingi Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi seniman dan budayawan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (19/4/2021).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat akan mendampingi Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi seniman dan budayawan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (19/4/2021). (layar tangkap video)

Hasilnya, dari tiga varian yang jadi fokus WHO yaitu B117 di London, B351 di Afrika Selatan, P1 di Brazil, varian B117 ditemukan di Indonesia.

“Tiga ini yang benar-benar bahaya dan menyebarnya cepat sekali di seluruh dunia. Satu (B117) sudah teridentifikasi masuk ke Indonesia sejak bulan Januari yaitu mutasi dari London,” ungkap BGS.

Ia pun berpesan agar selalu waspada dan hati-hati serta harus mempercepat program vaksinasi.

“Menjalankan protokol kesehatan untuk memastikan bahwa pada saat nanti varian B117 itu makin besar porsinya kita sudah siap,” pesan menkes.

Update Covid-19

Berikut update informasi jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Jumat (23/4/2021) sore.

Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada penambahan 5.436 kasus baru, dari sebelumnya 1.626.812 kasus.

Data tersebut dirilis dalam website resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Indonesia, covid19.go.id.

Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi1.632.248 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 lalu.

Kabar baiknya, ada 5.920 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.

Sehingga jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah1.487.369 jiwa dari pasien sebelumnya sebanyak 1.481.449 jiwa.

Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 174 pasien.

Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 44.346 orang, dari sebelumnya 44.172 orang.

Baca juga: Olimpiade Jepang Jalan Terus Sesuai Rencana Sambil Antisipasi Corona

Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Provinsi DKI Jakarta masih memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak.

Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.

Update Corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.

Tradisi Keliling Saat Takbiran

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan takbiran keliling saat Lebaran 2021.

Imbauan tersebut disampaikan yaqut di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 19 April 2021.

Dikutip dari tayangan Kompas Tv pada Jumat (23/4/2021), Yaqut memperbolehkan masyarakat melaksanakan takbiran di masjid atau musala dekat dengan lokasi tempat tinggal masing-masing warga.

Yaqut juga mengingatkan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.

Dengan menerapkan pembatasan jarak, pemakaian masker yang baik dan benar juga melakukan pembersihan tangan secara rutin.

Tak hanya itu, Yaqut juga menimbau pihak pengelola tempat ibadah yang akan digunakan untuk tetap menerapkan pembatasan para jemaat hingga 50% dari kapasitas tempat yang ada.

“Warga boleh takbiran di masjid dan musala stempat, namun tetap dengan pembatasan pengunjung hingga 50% dari kapasitas,” ujar Yaqut.

Menteri Agama berharap, masyarakat mau mematuhi aturan demi menjaga kurva penurunan paparan Covid-19.

Yaqut tidak menganjurkan jika takbiran dilakukan dengan cara berkeliling.

Sebab, dengan adanya kegitan takbir keliling ini, ditakutkan akan membuka peluang penularan Covid-19.

Dimana dapat dipastikan jika takbir keliling akan memicu timbulnya kerumunan masa.

Mengingat kegiatan ini telah menjadi tradisi dibeberapa daerah di Indonesia.

“Kita tahu bahwa takbiran ini jika dilakukan, secara sudah ada di beberapa daerah misalnya dengan cara berkeliling.”

“Ini akan berpotensi menimbulkan kerumunan dan ini artinya membuka peluang untuk penularan Covid-19.”

“Oleh karena itu, kami juga memberikan pembatasan kegiatan takbir keliling ini, kami tidak perkenankan,” ujar Menteri Agama dalam konferensi pers.

Artikel asli : tribunnews.com

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *