Dengan wajah berseri-seri Qanbar berkata: “Kulihat tuan tak pernah membiarkan barang apa pun yang tidak tuan bagikan kepada orang-orang lain sampai habis. Oleh karena itu semuanya ini kusembunyikan dari Baitul Mal, khusus untuk tuan.”
Dengan mata membelalak, Ali bin Abu Thalib membentak: “Celaka engkau, hai Qanbar! Apakah engkau ingin memasukkan kobaran api ke dalam rumahku?”
Tanpa banyak bicara lagi Ali bin Abu Thalib segera menghunus pedang lalu dihantamkan kuat-kuat ke kantong yang berisi piala-piala penuh emas dan perak. Piala-piala itu hancur berkeping-keping dan emas serta perak tertebar berhamburan. Habis itu Ali bin Abu Thalib r.a. mengumpulkan orang banyak. Kepada mereka ia berkata: “Bagilah semuanya itu dengan adil!”
Belum puas dengan sikap yang memukaukan orang banyak itu, Ali bin Abu Thalib r.a. cepat-cepat menuju Baitul Mal. Semua yang tersimpan dalam balai harta kaum muslimin itu dibagi-bagikan begitu saja kepada orang-orang. Setelah terbagi rata, ia masih melihat ada beberapa kerat jarum dan benda-benda kecil lain yang kurang berharga. Kepada orang-orang yang masih tinggal ia menganjurkan supaya benda-benda kecil itu dibagi juga.
Apa jawab mereka: “… Kami tidak membutuhkan itu…!”
Ali bin Abu Thalib r.a. tersenyum meninggalkan Baitul Mal seraya bergumam: “Yang jelek sebenarnya harus diambil juga bersama-sama yang baik!”
Ia pergi tanpa sekeping pun melekat di tangannya.
Artikel asli : sindonews.com