Berikut adalah hadist yang menjelaskan tentang hal tersebut:
“Barang siapa bangun pagi dengan maksud untuk tidak berbuat zhalim (Aniaya)kepada seseorang maka perbutan dosa yang dilakukan akan diampuni (oleh Allah). Dan barang siapa bangun dipagi hari berniat untuk menolong orang yang terzholimi, memenuhi kebutuhan orang muslim maka dia akan mndapatkan pahala seperti haji mabrur.” (Nashaihul Ibad, hal 21)
Selain itu dalam Al Quran, Allah SWT juga menjelaskan banyak sekali ayat-ayat yang mengungkapkan ganjaran orang-orang yang berbuat baik, seperti halnya:
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al-Baqarah: 195
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”. QS. Ar-Rahman: 60
“Barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula” . QS. Az-Zalzalah: 7-8
Teguran Allah untuk Sahabat Nabi yang Ingin Balas Perbuatan Zalim
Suatu ketika Aisyah pernah difitnah oleh seseorang bahwa dirinya pernah berzina dengan lelaki lain. Di mana saat itu, ia sudah menjadi istri dari Nabi Muhammad SAW.
Hingga saat itu ia dikisahkan mendapatkan perlakuan yang berbeda dari Rasulullah SAW dan orang di sekelilingnya yang mulai curiga dan termakan dengan fitnahan tersebut.
Lalu Allah SWT menurunkan suatu ayat yang membebaskan Aisyah daari segala tuduhan keji tersebut.
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu ….” (QS 24: 11).
Abu Bakar RA sebagai ayah dari Aisyah merasa sangat marah dan bersumpah untuk tidak lagi menolong Misthah.
Diketahui Misthah adalah kerabat yang selama ini ditanggung hidupnya, tapi turut menyebarkan fitnah keji terhadao Aisyah.
Lalu Allah SWT memberikan teguran atas sikap Abu Bakar RA, dan memerintahkan untuk berlapang dada dan memaafkan orang lain.
Serta melarang sikap Abu Bakar yang bersumpah untuk tak pernah memberikan bantuan lagi pada kerabatnya.
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada ….” (QS 24: 22).
Masyallah, semoga kita bisa meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW dan juga menjadi orang-orang yang pemaaf dan berlapang dada atas kesalahan orang lain.
Semoga kita selalu diliputi dengan kedamaian hati dan dikumpulkan dengan orang-orang yang shaleh.
Artikel asli : wajibbaca.com