Karena itu bukanlah hal yang dilarang dalam Islam, justru dengan itu telah membebaskan wanita janda yang terpuruk.
Bahkan Nabi Muhammad SAW hampir seluruhnya menikahi janda.
“Semua istri Nabi Muhammad SAW dari yang sebelas itu janda, kecuali Aisyah,” kata Ustaz Khalid Basalamah.
Dia mengatakan tentu ini hanya untuk menjelaskan hukum syar’i saja karena diambil dari perilaku Jabir.
Dalam riwayat lain kata Rasulullah SAW bersabda kepada Jabir ‘Betul yang kamu lakukan dan perbuatn yang baik’.
“Artinya perbuatan kamu menikahi janda dan waktu peluang untuk mengurusi adik perempuan karena
pengalaman hidup itu sudah tepat,” kata Ustaz Khalid Basalamah menceritakan.
Menikahi Janda Bernilai Pahala
Menikahi janda karena niatnya seperti ini bernilai pahala, Buya Yahya pun memberikan saran.
Sebagaimana diketahui bahwa adalah status bagi wanita yang sudah bercerai atau ditinggal mati oleh suaminya.
Biasanya seorang janda menginginkan pasangan hidup lagi paskah ditinggal suaminya.
Hal itu lantaran untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Terlebih bagi mereka yang sudah memiliki anak.
Terlepas dari itu, seorang yang ingin menikahi janda seharusnya harus paham.
Jangan menikahi hanya karena minta yang aneh-aneh.
Tetapi bila niatnya karena hal ini maka bernilai pahala dan kemuliaan.
Yaitu hanya semata-mata ingin membantu wanita tersebut dan keluarganya dengan cara menikahinya.
Selain menjauhkan diri dari yang namanya maksiat, menikah sebagai menyempurnakan separuh agama.
Maka dianjurkan dalam Islam untuk menikah.
Buya Yahya memberikan penjelasan sekaligus saran kepada orang tersebut.
Hal itu dia ungkapkan dalam video di kanal YouTube Al-Bahjah TV pada 29 November 2021.
Menurutnya, hal semacam itu sah-sah saja dan dibolehkan dalam Islam selama memiliki niat yang benar-benar tulus karena Allah.
“Dan dalam keyakinan Anda, Anda pasti dapat membantu ke jalan yang lebih baik serta dapat bermanfaat untuknya,” sebut Buya Yahya.
Selama orang yang melamar perempuan janda tersebut sudah memiliki kerelaan dan kesiapan hati maka tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
Buya Yahya menambahkan, asalkan semua rasa siap dan rela tersebut tidak didasari dengan syahwat atau hawa nafsu saja.
Dalam menikahi perempuan termasuk seorang janda tentu harus memiliki niat yang baik terlebih dahulu.
“Anda tidak mempermasalahkan perbedaan umur yang cukup jauh misal atau dari segi fisik.
Karena memang niat Anda murni ingin menikahinya karena ingin meraih surga Allah bersamanya,” kata Buya Yahya.
“Selain itu, anggaplah anak yang dimiliki oleh janda tersebut merupakan bonus kemuliaan dari Allah SWT karena tidak perlu repot-repot membiayainya sewaktu baru lahir,” bebernya.
Buya Yahya menyarankan, selama tujuan orang tersebut baik maka silahkan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Namun, sebelum itu tentu harus izin kepada kedua orang tua dulu bahwa ingin menikahi seorang janda.
“Cara agar direstui adalah jelaskan secara baik dan jujur niat tulus Anda, jangan sampai membuat mereka sakit hati,” kata Buya Yahya.
Jika semisal tidak mampu menjelaskan kepada orang tua, bisa membantu ulama atau orang yang dihormati oleh orang tua.
Selebihnya serahkan semua keputusan kepada kedua orang tua tercinta.
“Yakinlah selama niat Anda benar, maka pasti Allah permudah jalan Anda untuk meraih kemuliaan-Nya bersama calon istri Anda,” sebut Buya Yahya.
Namun Buya Yahya juga menyarankan bahwa harus melihat dari sisi positifnya dari perempuan itu sendiri.
“Sesuai arahan dari Rasulullah, kalau ada orang yang mau menikah maka pilihlah yang bai, kan begitu?” ucap Buya Yahya.
Buya Yahya menyarankan jangan mencari yang tidak benar, dan kalau tidak benar sewaktu dia hamil dan semakin tidak perilakunya maka bisa apa.
Sebgaimana dijelaskan kalau mau menikah maka laki-laki itu harus memandang dari beberapa kriteria.
“Termasuk agama yang paling didahulukan,” beber Buya Yahya.
Artikel asli : tribunnews.com