Akhirnya aku pergi ke rumah beliau dan membawanya serta. Sebenarnya, motivasiku membawanya serta hanyalah karena belum mendapatkan bayi susuan yang lain selain beliau. Setelah itu, aku pulang dengan membawanya serta dan mengendarai tungganganku. Ketika beliau kubaringkan di pangkuanku dan menyodorkan puting susuku ke mulutnya supaya meminum ASI yang ada seberapa beliau suka. Beliaupun meneteknya hingga kenyang, dilanjutkan kemudian oleh saudara sesusuannya (bayiku) hingga kenyang pula.
Kemudian keduanya tertidur dengan pulas padahal sebelumnya kami tak bisa memicingkan mata untuk tidur karena tangis bayi kami tersebut. Suamiku mengontrol onta tua milik kami dan ternyata susunya sudah berisi, lalu dia memerasnya untuk diminum. Aku juga ikut minum hingga perut kami kenyang, dan malam itu bagi kami adalah malam tidur yang paling indah yang pernah kami rasakan.
Pada pagi harinya, suamiku berkata kepadaku:’ demi Allah! Tahukah kamu wahai Halimah?; kamu telah mengambil manusia yang diberkahi’. Aku berkata: ‘demi Allah! Aku berharap demikian’. Kemudian kami pergi keluar lagi dan aku menunggangi onta betinaku dan membawa serta beliau صلى الله عليه وسلم di atasnya. Demi Allah!
Onta betinaku sanggup menempuh perjalanan yang tidak sanggup dilakukan oleh onta-onta mereka, sehingga teman-teman wanitaku dengan penuh keheranan berkata kepadaku: ‘Wahai putri Abu Zuaib! Celaka! Kasihanilah kami bukankah onta ini yang dulu pernah bersamamu?, aku menjawab: ‘Demi Allah! Inilah onta yang dulu itu!’. Mereka berkata: ‘Demi Allah! Sesungguhnya onta ini memiliki keistimewaan’. Kemudian kami mendatangi tempat tinggal kami di perkampungan kabilah Bani Sa’ad.
Sepanjang pengetahuanku tidak ada bumi Allah yang lebih tandus darinya; ketika kami datang, kambingku tampak dalam keadaan kenyang dan banyak air susunya sehingga kami dapat memerasnya dan meminumnya padahal orang-orang tidak mendapatkan setetes air susupun walaupun dari kambing yang gemuk. Kejadian ini membuat orang-orang yang hadir dari kaumku berkata kepada para pengembala mereka: celakalah kalian! Pergilah membuntuti kemana saja pengembala kambing putri Abu Zuaib mengembalakannya. Meskipun demikian,
Realitasnya, kambing-kambing mereka tetap kelaparan dan tidak mengeluarkan air susu setetespun sedangkan kambingku selalu kenyang dan banyak air susunya. Demikianlah, kami selalu mendapatkan tambahan nikmat dan kebaikan dari Allah hingga tak terasa dua tahun pun berlalu dan tiba waktuku untuk menyapihnya. Beliau tumbuh besar namun tidak seperti kebanyakan anak-anak sebayanya; sebab belum mencapai usia dua tahun dia sudah tumbuh dengan postur yang bongsor.
Akhirnya, kami mengunjungi ibunya dan dalam hati yang paling dalam kami sangat berharap dia masih berada di tengah keluarga kami dikarenakan keberkahan yang kami rasakan sejak keberadaannya dan itu semua kami ceritakan kepada ibundanya. Aku berkata kepadanya: ‘Kiranya anda sudi membiarkan anak ini bersamaku lagi hingga dia besar, sebab aku khawatir dia terserang penyakit menular yang ada di Mekkah’. Kami terus mendesaknya hingga dia bersedia mempercayakannya kepada kami lagi”.
Begitulah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم akhirnya tetap tinggal di lingkungan kabilah Bani Sa’ad, hingga terjadinya peristiwa dibelahnya dada beliau ketika berusia empat atau lima tahun. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم didatangi oleh Malaikat Jibril ‘alaihissalam saat beliau tengah bermain bersama teman-teman sebayanya.
Jibril memegang beliau sehingga membuatnya pingsan lalu membelah bagian dari hatinya, kemudian mengeluarkannya segumpal darah bersamanya. Jibril berkata: ‘Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu! Kemudian meletakkannya di dalam baskom yang terbuat dari emas dan mencucinya dengan air zamzam, merapikan dan mengembalikannya ke tempat semula.
Teman-teman sebayanya kala itu berlarian mencari ibu susuannya seraya berkata: ‘Sesungguhnya Muhammad sudah dibunuh!’. Mereka akhirnya beramai-ramai menghampirinya dan menemukannya dalam kondisi rona muka yang sudah berubah. Anas berkata: ‘sungguh aku telah melihat bekas jahitan itu di dada beliau صلى الله عليه وسلم’.
Demikian keberkahan dan mukjizat Rasulullah ketika diasuh oleh Halimatus Sa’diyah. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tumbuh dengan sempurna dan akhirnya dikembalikan ke pangkuan ibunda yang mengasihinya.
Wallahu A’lam
Artikel asli : sindonews.com