Kisah jenazah laki-laki yang ditunggui ular di liang lahat benar-benar mengejutkan rombongan haji yang mengantarnya ke kuburan. Kisah ini terjadi pada zaman Sahabat Nabi. Siksa kubur benar-benar nyata dan Nabi صلى الله عليه وسلم telah mengingatkannya dalam berbagai riwayat hadis.
Beliau صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Wahai manusia, berlindunglah kalian dari siksa (azab) kubur, sesungguhnya azab kubur itu benar adanya.” (HR Ahmad)
Berikut kisah jenazah yang ditunggui ular di liang lahat. Kisah ini dinukil dari Kitab Tanbihul Ghafilin karya Syekh Abu Laits As-Samarqandi (ulama fiqih, wafat 373 H).
Ketika itu Abdul-Hamid bin Mahmud Al-Mughuli duduk bersama Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, tiba-tiba datang beberapa orang dan berkata: “Kami rombongan Haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai di daerah Dzatish-shahifah, tiba-tiba ia meninggal dunia. Maka kami siapkan segala keperluannya.”
“Ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahat, maka kami tinggalkan. Ketika kami menggali tempat lain juga ada ular. Maka kami biarkan dan kemudian menggali tempat lain juga kami dapatkan ular. Kami bertanya kepadamu, apa yang harus kami perbuat terhadap mayat itu?”
Mendengar itu, Ibnu Abbas menjawab: “Itu dari amal perbuatannya sendiri. Lebih baik kalian kubur saja, demi Allah andaikan kalian gali bumi ini semua niscaya akan kamu dapati ular di dalamnya.”
Maka mereka kembali dan menguburkan mayat laki-laki itu di dalam salah satu kubur yang sudah digali itu. Ketika kembali ke daerahnya, mereka pergi ke keluarga mayit untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada istrinya, apakah amal perbuatan yang dilakukan oleh suaminya?
Jawab istrinya: “Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu ke dalam karung itu seberat apa yang diambilnya itu.”
Imam Abul-Laits berkata: “Kisah ini menunjukkan bahwa khianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai berkhianat.”
Kisah berikutnya diceritakan oleh Imam Abu Laits dalam kitabnya. Dari Amr bin Dinar berkata: “Ada seorang penduduk Madinah mempunyai saudara perempuan yang sedang sakit di ujung Kota Madinah akhirnya meninggal dunia. Jenazah perempuan ini pun dibawa ke kuburan untuk dikebumikan.”
Setelah selesai proses penguburan dan kembali ke rumah, sebuah kantongan tertinggal di dalam kubur, maka saudaranya meminta bantuan orang-orang untuk menggali kubur itu. Setelah digali, kantongan itu pun ditemukan dan diambilnya. Saudara mayit itu berkata kepada orang yang membantunya itu: “Tolong aku ke tepi sebentar karena aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini.”
Maka dibukalah sedikit lahatnya. Betapa kagetnya tiba-tiba dilihatnya kuburan itu mengeluarkan api. Ia pun segera meratakan kuburan itu dan kembali kepada ibunya dan bertanya. “Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?”
Sang Ibu berkata: “Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?” Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu.
Lalu diberitahulah bahwa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sholat dari waktunya, juga lalai dalam bersuci. Selain itu di waktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar percakapan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba (namimah) antara mereka. Na’udzubillahi min dzalik.
Demikian sekelumit kisah nyata tentang dahsyatnya siksa kubur. Karena itu siapa yang ingin selamat dari siksa kubur, hindarilah sifat-sifat tercela seperti berkhianat dalam menjaga amanah, namimah, mengakhirkan waktu sholat, lalai dalam bersuci. Dan masih banyak dosa lain yang menyebabkan seseorang disiksa dalam kubur. Semoga Allah melindungi kita dari azab kubur.
Ada keterangan menyebutkan bahwa bumi ini setiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:
1. Hai anak Adam, anda berjalan di atas punggungku dan kembalimu di dalam perutku.
2. Hai anak Adam, anda makan berbagai macam di atas punggungku dan akan dimakan ulat di dalam perutku.
3. Hai anak Adam, anda tertawa di atas punggungku dan akan menangis di dalam perutku.
4. Hai anak Adam, anda bergembira di atas punggungku dan akan berduka di dalam perutku.
5. Hai anak Adam, anda berbuat dosa di atas punggungku, maka akan tersiksa di dalam perutku.
Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu ketika berhenti di atas kubur, beliau menangis. Maka beliau ditegur sahabat lainnya: “Engkau jika menyebut surga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis karena kubur?”
Sayyidina Utsman menjawab: ” Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda yang artinya kubur itu pertama tempat menuju akhirat. Maka bila selamat dalam kubur, maka yang di belakangnya lebih ringan. Dan jika tidak selamat di dalam kubur maka yang di belakangnya lebih berat daripadanya.”
Amalan Agar Terhindar dari Siksa Kubur
Selain menjauhi dosa dan sifat-sifat tercela di atas, ada satu amalan yang dapat melindungi seseorang dari siksa kubur. Dari Abdullah bin Mas’ud RA , ia berkata, “Barang siapa membaca ‘Tabarakalladzi bi yadihil Mulk’ (Surat Al-Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur.”
Kami di masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم menamakan surat tersebut ‘Al-Mani’ah’ (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barang siapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan”. (HR An Nasai dalam Al-Kabir 6/179 dan Al-Hakim. Imam Hakim mengatakan bahwa sanad hadis tersebut shahih).
Wallahu A’lam
Artikel asli : sindonews.com