Kisah Karomah Salman Al-Farisi yang Menakjubkan

  • Share

Salman Al-Farisi (سلمان الفارسي) radhiyallahu ‘anhu (RA), seorang sahabat Nabi bekebangsaan Persia. Di kalangan sahabat lainnya beliau dipanggil dengan nama Abu Abdullah. Salman Al-Farisi juga dikenal sebagai pahlawan berkat idenya membuat parit dalam upaya melindungi Kota Madinah dalam perang Khandaq.

Sebagai sahabat Nabi yang mulia, Salman Al-Farisi ternyata memiliki karomah yang merupakan anugerah dari Allah Ta’ala. Salah satu karamah Salman dikemukakan dalam Kitab Hujjatullah ‘ala Al-Alamin dan juga dikemukakan oleh Syeikh Abdul Majid Al-Khan Al-Dimasyqi dalam Kitabnya Al-Hadaiq Al- Wardiyyah fi Ajla’i Al-Thariqah al-Naqsyabandiyyah).

Suatu hari Salman RA keluar dari Madain bersama seorang tamu. Tiba-tiba ada sekawanan kijang berjalan di padang pasir dan burung-burung beterbangan di angkasa. Salman kemudian berkata, “Kemarilah wahai burung dan kijang, karena aku kedatangan seorang tamu yang sangat ingin aku muliakan. Maka datanglah seekor burung dan kijang kepadanya. Tamu itu berkata “Subhanallah” (Maha Suci Allah).Lalu Salman berkata kepadanya, “Apakah engkau heran melihat seorang hamba yang taat kepada Allah, tetapi ia didurhakai oleh sesuatu?”

Kisah lain diceritakan ketika Harits bin Amir melakukan perjalanan sampai di Madain. Ia bertemu seorang laki-laki berpakaian lusuh membawa kulit yang disamak berwarna merah yang digunakan dalam pertempuran. Laki-laki itu menoleh ke arah Harits, lalu berkata: “Tetaplah di tempatmu, ya Abdullah!” Harits bertanya kepada orang di sampingnya, “Siapa orang ini?” Jawabnya, “Salman”.

Lalu Salman masuk ke dalam rumahnya, dan mengenakan baju putih. la menyambut Harits meraih tangannya, dan menyalaminya. Harits lalu berkata, “Ya Abu Abdullah (Salman Al-Farisi), engkau belum pernah bertemu denganku sebelumnya, dan aku juga belum pernah bertemu denganmu. Engkau tidak mengenalku, begitu juga aku tidak mengenalmu”.

Salman menjawab: “Ya, demi Zat yang menguasai jiwaku. Ruhku telah mengenal ruhmu ketika aku bertemu denganmu. Bukankah engkau Harits bin Amir?” Harits menjawab: “Ya.” Salman menegaskan, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Ruh-ruh itu laksana tentara yang berperang. Tentara yang dikenal adalah kawan dan yang tak dikenal adalah lawan”. (Diriwayatkan oleh Syeikh Abdul Majid dari Abu Na’im)

Selain itu, Qais menceritakan bahwa ketika Salman dan Abu Darda’ RA sedang makan dalam piring besar tiba-tiba makanan di atas piring itu bertasbih mengucap “Subhanallah” (Maha Suci Allah). Demikian kisah karomah sahabat Salman Al-Farisi RA. Inilah keistimewaan para sahabat dan orang-orang yang dekat dengan Allah. Semoga Allah meridhai mereka.

Wallahu Ta’ala A’lam

Artikel Asli : sindonews.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *