Di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak-enak. Keluarga Rasulullah penuh tawa bahagia dengan hanya makan gandum yang baunya tercium tak sedap.
“Ya Allah, Allahumma Isyhad…Ya Allah, Allahumma Isyhad(Ya Allah saksikanlah, saksikanlah) Di hari Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin.”
Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi, asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rasulullah berbisik lembut.
Sayyidah Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, sang ayah sedang berdiri tegak. “Duhai ayahanda, ada apa gerangan ayah menangis?” Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu.
Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar: “Surga untukmu, Nak… Surga untukmu.”
Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i, keluarga Rasulullah pada hari Idul Fitri menyantap makanan yang basi dan bau. Ibnu Rafi’i berkata: “Aku diperintahkan oleh Rasulullah agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap Idul Fitri dan aku pun simpan kisah itu dalam hatiku.”
Namun, setelah Rasulullah wafat, aku takut dituduh menyembunyikan Hadits, maka aku ceritakan hal ini agar menjadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.”
Referensi:
Musnad Imam Ahmad Jilid 2
Artikel asli : sindonews.com