Mendengar perkataan Khaulah yang mengejutkan, Ummu Ruman hanya terdiam. Seakan-akan tidak percaya dengan apa yang telah dikatakan oleh Khaulah.
“Tunggulah sebentar sembari Abu Bakar datang,” jawab Ummu Ruman keherenan. Tak lama kemudian, datanglah Abu Bakar. Khaulah pun menyampaikan apa yang menjadi hajat kedatangannya.
Tidak kalah herannya dengan Ummu Ruman, Abu Bakar sangat kaget mendengar kabar tersebut.
“Apakah Aisyah boleh menikah dengan Rasulullah? Bukankah dia putri dari saudaranya sendiri?”
Khaulah pun segera menemui Rasulullah ﷺ untuk menyampaikan pertanyaan dari Abu Bakar.
Rasulullah ﷺ berkata, “Temui kembali Abu Bakar dan sampaikan kepadanya, engkau adalah saudaraku dalam Islam. Aku tetap menjadi saudaramu, dan putrimu (Aisyah) halal untuk aku nikahi.”
Bergegaslah Khaulah menemui Abu Bakar dan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ. Setelah semuanya jelas, Abu Bakar pun menerima pinangan Rasulullah ﷺ untuk Aisyah. Abu Bakar pun menikahkan Aisyah dengan Rasulullah ﷺ. Pada saat itu Aisyah adalah seorang gadis yang baru berumur 6 tahun, ada juga yang mengatakan 7 tahun.
Sedangkan Saudah binti Zum’ah dinikahi oleh Rasulullah ﷺ pada tahun ke-10 kenabian lebih tepatnya 3 tahun sebelum pernikahan beliau dengan Aisyah.
Begitulah kisah bagaimana Rasulullah meminang Sayyidah Aisyah. Tidak semata-mata karena nafsu Rasululah ﷺ menikahi Sayyidah Aisyah yang masih dalam keadaan seorang gadis mungil yang tak tau apa-apa.
Pernikahan itu didasari wahyu yang diterima Rasulullah dari Allah Ta’ala.
Sumber : nu.or.id