Malaikat Berebut Membaca Zikir Pendek Ini

  • Share

أَنَا، أَرْجُو بِهَا الْخَيْ

“Aku Wahai Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Aku berharap kebaikan dengan ucapanku itu.”

Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، رَأَيْتُ ثَلاَثَةَ عَشَرَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَ أَيُّهُمْ يَرْفَعُهَا إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ‏.

“Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, aku melihat 13 malaikat (dalam riwayat yang lebih shahih dikatakan 30 lebih malaikat) mereka bersegera untuk mengambil kalimat tersebut mau diangkat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”

Bayangkan, malaikat berebut mengangkat zikir ini. Ada orang yang berbicara dengan pembicaraan yang mungkin dia tidak terlalu memikirkan ucapannya, tapi ternyata ucapan itu mengandung keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla, maka Allah akan mengangkat derajat orang tersebut. Namun ada manusia yang ucapannya mengandung kemurkaan Allah tapi dia tidak peduli.

Kita berada dimasa manusia bebas menulis, bebas berucap, bebas berbicara kemudian dia viralkan. Kalau sebelumnya berkaitan dengan mushala yang terkena dampak vandalisme dari seorang yang mengaku muslim berumur 18 tahun, beberapa hari ini ada lagi orang yang menjelek-jelekan masjid. Ada orang yang berkata dengan sebuah ucapan, padahal:

مِن سَخَطِ اللَّهِ، لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Ucapan itu mengandung kemurkaan Allah, dia tidak peduli dengan ucapannya, gara-gara ucapan satu kalimat dia itu dia akan terjun bebas di neraka jahanam selama 70 tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan kepada para sahabat bahwa belasan atau tiga puluh lebih malaikat berlomba-lomba segera untuk mengangkat amalan itu kepada Allah ‘Azza wa Jalla karena mereka tahu bobot dari zikir ini. Dari sini kita dapat melihat bahwasanya zikir yang mengandung makna yang luas, maka lebih mulia.

Kita masih ingat bahagimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat Juwairiyah (istri Nabi) sebelum Nabi berangkat ke masjid dia sudah duduk berzikir. Nabi pulang dari masjid diwaktu dhuha melihat Juwairiyah masih berzikir. Lalu Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam mengatakan:

لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاثَ مَرَّاتٍ

“Setelah pergi meninggalkan rumah ini aku telah mengatakan empat kalimat yang diulang tiga kali:

سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

(Subhanallah wa bihamdihi, ‘adada kholqihi, wa ridhaa nafsihi, wa zinata ‘arsyihi, wa midaada kalimaatihi)

Pujian ini kalau dibaca tiga kali, kalau ditimbang dengan amalan Juwairiyah berdzikir dari sebelum Nabi berangkat sampai Nabi pulang, pasti lebih baik zikir Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam.

Maka zikir ini adalah yang benar-benar perlu kita hafal. Memuji Allah ‘Azza wa Jalla dengan segala kenikmatan yang Allah berikan. Malaikat berebut untuk mengangkatnya.

Wallahu A’lam

Artikel asli : sindonews.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *