Mariyah al-Qibthiyah, Istri Nabi Muhammad SAW dan Sang Ibu Ibrahim

  • Share

Sang ibu dari putra Rasulullah SAW: Ibrahim

Pada awalnya, Mariyah menetap di kediaman Haritsah bin an-Nu’man yang berlokasi di samping rumah para ummahatul mukminin. Sepanjang siang dan malam, Rasulullah SAW sering kali mengunjungi Mariyah, perempuan cantik berkulit putih ini kemudian mengandung buah cintanya dengan Rasulullah Saw, ini membuat istri-istri Nabi Saw yang lain cemburu.

Maka, demi menghindari konflik, Mariyah kemudian dipindahkan ke ‘Alya’, sebuah daerah dataran tinggi di pinggir Madinah, jauh dari kediaman istri-istri Rasulullah SAW yang lain. Di sana lah putri Qibthi ini menetap dan melahirkan buah hatinya.

Pada bulan Dzulhijjah 8 H seorang putra lahir dari rahim Mariyah, Rasulullah SAW memberinya nama Ibrahim. Maka Mariyah pun dijuluki “Ummu Waladi Rasulillah Saw” (Ibu dari putra Rasulullah Saw) atau Ummu Ibrahim (ibunda Ibrahim).

Kelahiran Ibrahim membuat Rasulullah SAW sangat bahagia. Bagaimana tidak, Nabi Muhammad SAW tidak dikaruniai keturunan dari istri-istri yang lain kecuali dari sayyidah Khadijah RA. Di samping itu, Rasulullah SAW juga sudah berkepala enam, bukan usia yang terbilang produktif.

Di hari ketujuh dari kelahiran Ibrahim, Rasulullah SAW mengakikahkan putranya ini. Beliau menyembelih dua ekor domba besar, menggunting rambut Ibrahim dan bersedekah seberat rambut yang dipotong itu. Terlihat jelas bahwa beliau sangat menyayangi Ibrahim, buah hati yang sudah lama didamba-dambakannya.

Namun sayang, baru menginjak usia 19 bulan, Ibrahim jatuh sakit hingga kemudian meninggal dunia pada tahun ke-10 H. Kematian putranya ini membuat Mariyah dan Rasulullah Saw bersedih hingga berlinang air mata.

Setahun setelah sang putra wafat, Rasulullah SAW juga kemudian menghembuskan nafas terakhir. Sebagaimana istri-istri Nabi SAW, sepeninggalan Rasulullah SAW, Mariyah mendapatkan nafkah dari Baitul Mal, baik pada masa khilafah Abu Bakr maupun Umar bin al-Khattab.

Mariyah al-Qibthiyah menutup usia lima tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW, tepatnya pada bulan Muharram 16 H, pada masa pemerintahan Umar bin al-Khattab. Umar sendiri lah yang memimpin shalat jenazah Mariyah. Ibunda Ibrahim ini kemudian dimakamkan di Baqi. (AN)

Artikel asli : islami.co

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *