Masjid Menjadi Tempat Wisata, Benarkah Termasuk Tanda Hari Kiamat?

  • Share

Maka, menjadi sangat wajar jika kedatangan orang-orang yang hanya ingin sekedar ‘melihat-lihat’ kemegahan masjid, jauh dari sifat mulia dan tidak akan mampu memakmurkan masjid.

Kedatangan para ‘pelancong masjid’ layaknya para artis yang berkunjung ke sebuah tempat hiburan. Kekaguman mereka bukan ditujukan kepada Allah yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada mereka, melainkan kagum kepada arsitek dan perancang masjid yang dibangun.

Kesibukan para wisatawan bukan pada ibadah apa yang terbaik jika berada di dalam masjid, melainkan pada; berapa biaya yang dihabiskan untuk membangun masjid, siapa desainer dan perancangnya, bahan apa saja yang digunakan dalam pembangunan, dan beragam pertanyaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan ibadah.

Yang pertama kali dilakukan para wisatawan bukan melakukan shalat sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat, akan tetapi yang mereka lakukan adalah mengeluarkan kamera digitalnya untuk memotret seluruh ruangan masjid dan berpose di beberapa sudut masjid. Ironis.

Jika kita perhatikan saat ini banyak masjid dibangun dengan megah dan luas, akan tetapi setiap kali shalat berjamaah dilaksanakan kadang hanya satu shaf saja yang terisi penuh. Apalagi jika tiba waktu shalat Shubuh, satu shaf pun tidak penuh, hanya satu sampai lima orang saja yang mengisi shaf terdepan.

Jangankan masjid yang luas, musholla pinggir rumah pun yang berukuran 3 x 5 meter terkadang sering terabaikan dan jarang diisi oleh warga yang shalat berjamaah.

Astaghfirullah, sungguhlah mengerikan apabila memang banyak dari kita yang seperti itu. Oleh karena itu, ayo bergegaslah untuk memulai sebuah awal baru, dimana banyak masjid yang megah dan indah, sehingga membuat ibadah kita tak lagi resah.

sumber:kabarhijrah.com

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *